√ Pengertian Keterlibatan Kerja, Karakteristik, Dimensi, Aspek dan Faktornya

Pengertian Keterlibatan Kerja, Karakteristik, Dimensi, Aspek dan Faktornya – Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang Keterlibatan Kerja. Yang meliputi pengertian, karakteristik, dimensi, aspek dan faktor yang mempengaruhi keterlibatan kerja dengan pembahasan lengkap dan mudah dipahami.

Pengertian Keterlibatan Kerja, Karakteristik, Dimensi, Aspek dan Faktornya

Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah ini dengan seksama.

Pengertian Keterlibatan Kerja

Keterlibatan kerja atau yang dalam bahasa Inggris Job Involvement yaitu sebuah bentuk komitmen seorang karyawan dalam ikut berperan dan peduli kepada pekerjaan baik secara nyata, pengetahuan dan emosional menjadikan anggapan pekerjaan yang dijalankannya sangat penting dan mempunyai keyakinan yang tinggi untuk menyelesaikannya.

Jika seseorang karyawa terlibat penuh dengan pekerjaan akan menyebabkan pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. Secara psikologis akan memunculkan rasa sukses yang akan menaikkan harga diri karyawan sehingga kondisi ini akan berpengaruh kepada peningkatan performa karyawan.

Pengertian Keterlibatan Kerja Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah definisi keterlibatan kerja menurut ahlinya.

1. Patchen (dalam Srivastava :2005)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Patchen adalah sesesorang yang memiliki keterlibatan kerja (Job Involment) yang tinggi akan menunjukkan perasaan solidaritas yang tinggi terhadap perusahaan dan mempunyai motivasi kerja internal yang tinggi. Individu akan memiliki keterlibatan kerja yang rendah jika ia memiliki motivasi kerja yang rendah dan merasa menyesal dengan pekerjaannya.

2. Brown (dalam Muchinsky, 2003)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Brown adalah merujuk pada tingkat dimana seseorang secara psikologis memihak kepada organisasinya dan pentingnya pekerjaan bagi gambaran dirinya. Ia menegaskaan bahwa seseorang yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi dapat terstimulasi oleh pekerjaannya dan tenggelam dalam pekerjaannya.

3. Lodahl dan Kejner (2003)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Lodahl dan Kejner adalah internalisasi nilai-nilai tentang kebaikan pekerjaan atau pentingnya pekerjaan bagi keberhasilan seseorang.

4. Umam (2010)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Umam adalah deraja seseorang secara psikologis mengartikan dirinya dengan pekerjaan dan menganggap tingkat kinerjanya sebagai hal penting bagi harga diri.

5. Hiriyappa (2009)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Hiriyappa adalah tingkah sampai sejauh mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi didalamnya dan menganggap performansi yang dilakukannya penting untuk keberhargaan dirinya.

6. Davis dan Newstrom (1994)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Davis dan Newstrom adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.

7. Robbins (2001)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Robbins adalah deraja dimana orang dikenal dari pekerjaanya, berpartisipasi aktif di dalamnya dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri. Keterlibatan kerja adalah ukuran sejauh mana seseorang memihak secar apsikologis terhadap pekerjaannya dan menganggap kinerjanya sebagai ukuran harga dirinya.

8. Kanungo (1982)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Kanungo adalah tingkat sejauh mana karyawan menilai bahwa pekerjaan yang dilakukannya memiliki potensi untuk memuaskan kebutuhannya sebagai dasar dari proses identifikasi psikologis yang dilakukan karyawan terhadap tugas yang bersifat khusus atau pekerjaannya secara umum yang mana proses tersebut bergantung pada sejauh mana kebutuhan baik intrinsik ataupun ekstrinsi dirasa penting.

9. Luthans (2009)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Luthans keterlibatan kerja terjadi jika anggota organisasi menempatkan dirinya dalam peran fisik, kognitif, dan emosional selama bekerja.

10. Prasetyo (2016)

Pengertian keterlibatan kerja menurut Prasetyo adalah salah satu variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi di dalam organisasi, seperti tingkat absenteeism dan turnover.

Karakteristik Keterlibatan Kerja

Cohen (2003) menyatakan, bahwa terdapat dua karakteristik keterlibatan kerja, antara lain:

Karateristik Karyawan dengan keterlibatan kerja yang tinggi, yakni:

  • Menghabiskan waktu untuk bekerja
  • Mempunyai kepedulian yang tinggi kepada pekerjaan dan perusahaan
  • Puas dengan pekerjaannya
  • Mempunyai komitmen yang tinggi kepada karier, profesi dan organisasi.
  • Memberikan usaha yang terbaik untuk perusahaan
  • Tingkat absen dan intensi turnover untuk perusahaan
  • Mempunyai motivasi yang besar

Karakteristik Karyawan dengan keterlibatan kerja yang rendah, antara lain:

  • Tidak mau berusaha keras untuk memajukan perusahaan
  • Tidak memiliki kepedulian pekerjaan dan perusahaan
  • Tidak puas dengan pekerjaan
  • Tidak mempunyai komitmen kepada pekerjaan atau perusahaan
  • Tingkat absen dan intensi turnover tinggi
  • Mempunyai motivasi kerja yang kecil
  • Tingkat pengunduran diri yang tinggi.
  • Merasa tidak puas atau bangga dengan pekerjaan dan perusahaan

Dimensi Keterlibatan Kerja

Luthans (2006) menyatakan terdapat tiga kondisi psikologis yang dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawa, yakni:

Perasaan Berarti
Secara psikologis, perasaan berarti merupakan perasaan diterima melalui energi fisik, kognitif dan emosiona. Perasaan artinya merasakan pengalaman bahwa tugas, yang dilakukannya berharga, bermanfaat dan atau bernilai.

Rasa Aman
Secara psikologis rasa aman muncul ketika individu mampu menunjukkan atau bekerja tanpa rasa takut atau mempunyai konsekuensi negatif kepada citra diri, status atau karier. Perasaan aman dan percaya dibangun dengan situasi yang sudah direncanakan, konsisten jelas tanpa ancaman.

Perasaan Ketersediaan
Scara psikologis, perasaan ketersediaan artinya individu merasa bahwa sumber yang memberikan kecukupan fisik personal, emosional dan kognitif tersedia pada saat yang dibutuhkan.

Menurut Cummings dan Worley (2005) ada empat dimensi keterlibatan kerja karyawan, antara lain:

Power (Kekuasaan)
Ini meliputi pemberian wewenang yang cukup untuk karyawan untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan pekerjan yang mencakup berbagai isu seperti metode kerja, penugasan kerja, hasil prestasi, pelayanan pelanggan dan pemilihan karyawan.

Besarnya kekuasaan beragam mulai dari sekedar meminta input untuk dipakai manajer dalam membuat keputusan sampai dengan karyawan bisa mengambil keputusan sendiri dalam mengatasi isu tersebut.

Information (Informasi)
Informasi bisa dalam bentuk data tentang hasil operasi, rencana usaha, kondisi persaingan, teknologi baru, metode kerja dan gagasan untuk memperbaiki organisasi.

Memiliki akses yang tepat waktu dengan informasi yang relevan adalah hal yang penting untuk membuat keputusan yang efektif. Organisasi dapat mempromosikan keterlibatan karyawan dengan menjamin bahwa informasi yang penting mengalir dengan bebas kepada mereka yang memiliki wewenang untuk pengambilan keputusan.

Knowledge and Skills (Pengetahuan dan Keterampilan)
Keterlibatan kerja karyawan dapat meningkatkan efektivitas organisas bergantung dari tingkat sejauh mana karyawan mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dengan baik.

Organisasi dapat mempermudah keterlibatan karyawan dengan menjalankan program pelatihan dan pengembangan untuk memperbaiki pengetahuan dan keterampilan karyawan.

Program tersebut bisa meliputi berbagai keahlian yang berhubungan dengan menjalankan tugas, mengambil keputusan pemecahan masalah dan memahami bagaimana operasi bisnis.

Rewards (Penghargaan)
Pada umumnya orang melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan, maka penghargaan bisa berpengaruh kuat kepada keterlibatan karyawan dalam organisasi. Keterlibatan yang artinya dalam organisasi dapat menjadi penghargaan internal bagi karyawan, karena mereka merasa berharga dan berhasil.

Penghargaan eksternal seperti gaji dan promosi dapat menguatkan keterlibatan karyawan jika penghargaan itu berhubungan secara langsung dengan kinerja yang dihasilkan dari adanya partisipasi atau terlibatnya dalam pengambilan keputusan.

Pengertian Keterlibatan Kerja, Karakteristik, Dimensi, Aspek, Faktor

Aspek-aspek Keterlibatan Kerja

Luthans (2006) menyatakan, terdapat empat aspek keterlibatan kerja karyawan antara lain:

Pekerjaan adalah minat hidup yang utama
Keterlibatan kerja akan timbul apabila pekerjaan dirasakan sebagai sumber utama pada harapan individu dan sumber kepuasan dari keperluan yang menonjol (salient need) individu.

Kebutuhan yang terlihat ini akan menguat apabila pekerjaan dipersepsikan dapat memenuhi kebutuhannya menjadikan akan membuat individu menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya untuk pekerjaannya.

Berpartisipasi aktif dalam pekerjaan
Partisipasi aktif akan terjadi apabila seseorang diberikan kesempatan yang seluas-luasnya dalam bekerjaa seperti kesempatan memberikan ide, membuat keputusan yang bermanfaat untuk kesuksesan perusahaan, kesempatan untuk belajar, mengeluarkan keahlian dan kemampuannya dalam bekerja, menjadikan partisipasi aktif ini akan berpengaruh pada hasil kerja dan hasil yang memuaskan akan mempengaruhi rasa berharga pada dirinya.

Menganggap kinerja konsisten dengan konsep dirinya
Seseorang yang terlibat dalam pekerjaannya akan mempunyai konsentrasi kepada unjuk kerja menjadikan mempengaruhi konsistensi seseorang dengan konsep dirinya. Hal itu bisa dilihat dari seseorang mempunyai prinsip kepada pekerjaannya, untuk kerjanya konsiste dengan kemampuian yang dimiliki.

Faktor yang mempengaruhi Keterlibatan Kerja

Keterlibatan kerja (Job Involvement) bisa dipengaruhi oleh dua variabel, yakni variabel personal dan variabel situasional.

Varibel Personal
Varibel personal yang dapat berpengaruh kepada keterlibatan kerja mencakup variabel demografi dan psikologis. Variabel demografi meliputi usia, pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan, jabatan, dan seniorits.

Kemudian variabel psikologis meliputi intrinsic/extrinsic need strength, nilai-nilai kerja, locus of control, kepuasan kepada karakteristik/hasil kerja, usaha kerja, performansi kerja, absensi dan intensi turnover.

Variabel Situasional
Variabel sitasional yang bisa berpengaruh pada keterlibatan kerja meliputi pekerjaan, organisai dan lingkungan sosial budaya. Variabel pekerjaan meliputi karakteristik/hasil kerja, variasi, otonomi, identitas tugas, feedback, level pekerjaan (status formal dalam organisasi), level gaji, kondisi pekerjaan (work condition), job seurity, supervisi, dan iklim interpersonal.

Demikianlah telah dijelaskan tentang Pengertian Keterlibatan Kerja, Karakteristik, Dimensi, Aspek dan Faktornya. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.

Daftar Isi