Zaman Renaissance

Zaman Renaissance : Pengertian, Sejarah, Latar Belakang dan Para Tokohnya – Apa yang di maksud dengan zaman renaissance? Pada kesempatan ini Seputarpengetahuan.co.id akan membahasnya dan tentunya tentang hal lain yang juga melingkupinya.Mari kita simak bersama pembahasannya pada artikel di bawah ini untuk lebih dapat memahaminya


Zaman Renaissance : Pengertian, Sejarah, Latar Belakang dan Para Tokohnya


Sebutan Renaissance( bahasa Prancis) berasal dari kata rinascita( bahasa Italia) yang maksudnya kelahiran kembali, ialah sebutan yang awal kali diperkenalkan oleh Georgio Vasari pada abad ke- 16 buat menggambarkan semangat kesenian Italia mulai abad ke- 14 sampai ke- 16 yang bernapaskan semangat kesenian Yunani serta Romawi kuno

Renaissance ataupun Abad Pembaharuan merupakan kurun waktu dalam sejarah Eropa dari abad ke- 14 hingga abad ke- 17, yang ialah era peralihan dari Abad Pertengahan ke Era Modern. Pandangan- pandangan tradisional lebih menyoroti aspek- aspek Dini Era Modern dari Renaisans sehingga menganggapnya terputus dari era tadinya, namun banyak sejarawan masa saat ini lebih menyoroti aspek- aspek Abad Pertengahan dari Renaisans sehingga menganggapnya sinambung dengan Abad Pertengahan.

Renaisans merupakan suatu gerakan budaya yang tumbuh pada periode kira-kira dari abad ke- 14 hingga abad ke- 17, diawali di Italia pada Akhir Abad Pertengahan serta setelah itu menyebar ke segala Eropa. Gerakan Renaissance tidak terjalin secara bertepatan di segala Eropa, gerakan ini pula tidak terjalin secara serentak melainkan lambat- laun mulai dari abad ke 15.

Persebaran itu diisyarati dengan konsumsi kertas serta temuan benda metal. Kedua perihal tersebut memesatkan penyebaran ilham gerakan Renaissance dari abad ke- 15 serta seterusnya.

Setelah hadapi masa kebudayaan tradisional yang seluruhnya diwarnai oleh ajaran Kristiani,orang- orang saat ini mencari orientasi serta inspirasi baru bagaikan alternatif dari kebudayaan Yunani- Romawi bagaikan salah satunya kebudayaan lain yang mereka tahu dengan baik.Kebudayaan klasik ini dipuja serta dijadikan model dan dasar untuk segala peradaban manusia.

Dalam dunia politik, budaya Renaissance berkontribusi dalam pengembangan kesepakatan diplomasi. Sebaliknya dalam ranah ilmu pengetahuan, gerakan Renaissance menolong tingkatkan ketergantungan ataupun kebutuhan atas hasil pengamatan ataupun observasi.

Sejarawan kerap berargumen kalau transformasi intelektual ini merupakan jembatan antara Abad Pertengahan serta sejarah modern. Walaupun Renaissance yang dipadati revolusi terjalin di banyak aktivitas intelektual, dan pergolakan sosial serta politik, Renaissance bisa jadi sangat diketahui sebab pertumbuhan artistik serta donasi dari polimatik semacam Leonardo da Vinci serta Michelangelo, yang menginspirasi bermacam golongan dengan sebutan” manusia Renaissance”.

Terdapat konsensus kalau Renaissance diawali di Florence, Italia, pada abad ke- 14. Bermacam teori sudah diajukan buat menarangkan asal usul serta karakteristiknya, berfokus pada bermacam aspek tercantum kekhasan sosial serta kemasyarakatan dari Florence pada sebagian waktu; struktur politik; proteksi keluarga dominan, Wangsa Medici; dan migrasi sarjana Yunani serta terjemahan bacaan ke bahasa Italia sehabis Kejatuhan Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani.

Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Inggrisnya merupakan” Rebirth”( ataupun dalam bahasa Indonesia” Kelahiran kembali”), awal kali digunakan serta didefinisikan oleh sejarawan Prancis Jules Michelet pada tahun 1855 dalam karyanya Histoire de France. Kata Renaissance pula sudah diperluas buat gerakan sejarah serta budaya yang lain semacam Carolingian Renaissance serta Renaissance dari abad ke- 12.


Latar Belakang Renaissance

Tidak banyak orang yang ketahui, kecuali bisa jadi para sejarawan kalau Eropa umumya serta Italia spesialnya jadi modern semacam berusia ini, sesungguhnya sudah diawali semenjak era Renaissance. Bila era renainssance diawali dekat abad ke- 14 hingga buat menciptakan Eropa modern semacam dewasa ini dibutuhkan kurang lebih 5 abad.

Modernisasi bagaimanapun membutuhkan waktu, dapat panjang dapat pendek bergantung dari bermacam aspek. Jika bangsa Italia spesialnya serta bangsa Eropa membutuhkan waktu kurang lebih 5 abad, hingga bangsa Jepang mengawali modernisasi semenjak era Meiji Restorasi sampai jadi bangsa modern membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah sampai 2 abad.

Sebutan Renaissance( bahasa Prancis) berasal dari kata rinascita( bahasa Italia) yang maksudnya kelahiran kembali, ialah sebutan yang awal kali diperkenalkan oleh Georgio Vasari pada abad ke- 16 buat menggambarkan semangat kesenian Italia mulai abad ke- 14 sampai ke- 16 yang bernapaskan semangat kesenian Yunani serta Romawi kuno.

Vasari yang yakin kalau kebudayaan itu terikat hukum alam ialah lahir, tumbuh, merosot serta mati; memandang kalau kelahiran kembali budaya Romawi serta Yunani kuno sudah terjalin di Italia semenjak abad ke- 14.

Lebih jauh Burckhardt berkata kalau renaissance bukan hanya kelahiran kembali kebudayaan Romawi serta Yunani kuno namun ialah kebangkitan pemahaman manusia bagaikan orang yang rasional, bagaikan individu yang otonom, yang memiliki kehendak leluasa serta tanggungjawab.

Manusia leluasa, rasional, mandiri serta individual seperti itu prototype manusia modern, manusia yang mampu serta memiliki keberanian buat memandang dirinya bagaikan pusat alam semesta( antroprosentris) serta bukan Tuhan bagaikan pusatnya( teosentris).

Artinya manusia wajib berani bertanggungjawab atas seluruh perbuatannya serta mengandalkan pada kemampuan- kemampuan yang dimilikinya dalam menempuh kehidupan duniawi ini. Manusia tidak lagi berpegang pada prinsip memento mori( ingatlah kalau engkau hendak mati) namun ditukar dengan semboyan carpe diem( nikmatilah kesenangan hidup)

Manusia jadi pusat( antrhoposentris) dari alam serta di golongan kalangan humanis timbul pemikiran tentang the dignity of man. Leonardo Da Vinci, Michelangelo, Francis Bacon merupakan contoh yang bisa jadi wakil dari kepercayaan ini.

Da Vinci sempat berkata kalau mekanika yakni firdaus dari matematika serta matematika merupakan dasar pemikiran dan eksperimen dalam menerjemahkan alam untuk manusia. Bila alam Abad Tengah bersumber pada otoritas Allah, karena Allah Maha Kuasa( dues omnipoten), berkeyakinan kalau hidup seluruhnya bergantung pada kuasa moril, hingga pada masa renaissance manusia berkeyakinan kalau pengalaman, eksperimen serta rasionalitas manusia ialah dasar dalam kehidupan duniawi ini.

Ini memanglah memiliki benih- benih sekularisme barat sehingga agama terus menjadi tersisihkan. Apalagi gema renaissance mengumandangkan seruan kalau“ Man can do all thing if they will”. Itu berarti kalau manusia itu bisa berbuat apa saja, karena dirinya memanglah begitu otonom.

Esensi dari semangat renaissanance bisa disimak dari pemikirannya kalau manusia dilahirkan bukan cuma memikirkan nasib di akhirat semacam semangat Abad Tengah, namun manusia wajib memikirkan hidupnya di dunia ini.

Bila Abad Tengah berkata manusia lahir ke dunia dengan turun dari surga serta begitu lahir langsung mengangkut kepalanya buat menengadah lagi ke surga, hingga masa renaissanance berkata manusia lahir kedunia buat mencerna, menyempurnakan serta menikmati dunia ini baru sehabis itu menengadah ke surga.

Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan serta kenistaan di dunia tidaklah takdir Allah melainkan sesuatu kondisi yang bisa diperbaiki serta diatasi oleh kekuatan manusia dengan ide budi, otonomi, serta bakat- bakatnya.

Disinilah letak dini modernitas Barat, keberaniannya buat merombak mentalitas nasib( renaissanance). Manusia yang terbelenggu oleh dogma serta moral yang kaku serta kerdil, dirombak dengan keahlian nalar, kebebasan individual serta tanggungjawab individu yang penuh.

Keberanian buat membuka paradigm baru kalau kesempurnaan bukan disurga namun terdapat di dunia ini. Pola pikir serta tingkah laku lama wajib dirombak dengan pola pikir serta tingkah laku baru. Manusia bukan budak, manusia merupakan majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan bisa dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah serta hukum.

Manusia renaissance wajib berani menyanjung dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berpikir serta berperan secara bertanggungjawab, menciptakan karya seni serta memusatkan nasibnya kepada sesama. Manusia butuh melepaskan diri dari tempat yang sudah dipancangkan oleh Abad Tengah ialah antara barang serta roh, setelah itu membiarkan dirinya bergeser peran seturut kehendaknya dalam seluruh tingkatan mahluk, kadang membandingkan dirinya dengan fauna, kadang dengan malaikat.

Ini sesuatu cerminan manusia yang sangat kontras dengan Abad Tengah dimana manusia seluruhnya terbelenggu oleh kaidah- kaidah moral yang dogmatis, manusia yang seluruhnya bergantung pada Tuhan serta takdir.

Kendati manusia Renaissance sudah hadapi pembenahan secara mental, tetapi masih memiliki persamaan- persamaan disamping perbandingan dengan manusia Abad Tengah. Baik Abad Tengah ataupun Ranaissance, keduanya bertumpu pada era klasik Yunani serta Romawi. Cuma saja pada era Abad Tengah, budaya klasik tersebut seluruhnya dibingkai serta bernapaskan religiositas gereja dan dimanfaatkan untuk kepentingan gereja.

Kebalikannya, pada era renaissance, budaya klasik tersebut terletak dibawah kekuasaan manusia serta bernapaskan keduniawian dan dimanfaatkan demi manusia itu sendiri. Dipihak lain memanglah wajib diakui pula kalau kedua era tersebut sebagian besar masih mendapatkan inspirasi ataupun terkiat dengan tema- tema dengan tema- tema dari kitab suci( bible). Cuma saja pada biasanya karya- karya renaissance agak mengabaikan nilai- nilai spiritual, dan kurang menggunakan lambang- lambang serta kebalikannya lebih menekankan segi badaniah, segi luarnya.

Wajarlah apabila” keelokan” raga sangat ditonjolkan, apalagi kerap sangat terbuka dalam mengetengahkan lekuk- lekuk serta bagian yang sensual dari badan jasmaniah manusia. Perihal ini nampak sekali misalnya dalam fresco“ Ciptaan Alam”, ataupun dalam diri arca“ Daud” serta“ Musa” karya Michelangelo.

Dorongan yang sangat kokoh manusia era renaissance merupakan keinginannya buat menonjolkan diri, entah itu keelokan jasmaniahnya ataupun kemampuan- kemampuan intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam bermacam hasil karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni musik, arsitektur apalagi politik, serta lain- lain.

ekspresi energi keahlian manusia itu terus tumbuh hingga dikala ini sehingga di era modern ini juga tidak terdapat lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan, kadang tidak cuma segi- segi yang positif serta baik namun tanpa siuman kadangkala segi negatifpun terkuak ke luar yang secara tidak langsung mengecam dirinya sendiri. Manusia modern sudah lahir serta mulai di era renaissance.


Sejarah Lahirnya Renaissance

Renaissance berasal dari kata Re( kembali) serta Naitre( Lahir) dalam bahasa Perancis yang berarti“ Lahir Kembali”. Era Renaissance merupakan era dimana lahirnya kembali orang Eropa buat menekuni ilmu pengetahuan Yunani serta Romawi Kuno yang rasional. Perihal ini terjalin disebabkan pada abad tengah, saat sebelum timbulnya era Renaissance, kehidupan di Eropa diatur dalam“ Theosentris” dimana seluruh sesuatunya berpusat pada keyakinan.

Era Renaissance berlangsung semenjak abad 15 hingga tahun 1650. Saat sebelum Renaissance, bangsa eropa hadapi era kegelapan ataupun biasa diucap“ Dark Age”. Pada dikala itu gereja berkuasa absolut, ajaran gereja jadi suatu yang tidak boleh dibantah. Tidak hanya itu pada era Dark Age, pemikiran ilmiah ditenggelamkan oleh dogma- dogma Gereja. Tetapi kesimpulannya timbul gerakan yang berupaya lepas dari jalinan itu serta diucap gerakan Renaissance.

Latar balik timbulnya Renaissance merupakan bagaikan usaha update kebudayaan Romawi serta Yunani pada masa abad tengah/ kegelapan pernah dibiarkan, ialah jenis manusia otonom serta mandiri. Pada abad 12 terdapat sesuatu temuan kembali literatur Yunani serta Romawi yang terjalin di segala Eropa.

Kejadian tersebut menimbulkan pertumbuhan gerakan humanis di abad ke- 14. Orang- orang Humanist meyakni kalau tiap orang mempunyai makna berarti dalam warga. Perkembangan atensi dalam humanisme menimbulkan pergantian dalam seni serta ilmu yang membentuk konsepsi universal dari Renaissane.

Pada abad 14 sampai abad 16 ialah periode goncangan ekonomi ataupun pergantian ekonomi di Eropa, dimana pergantian yang sangat luas terjalin di Italia. Sehabis kematian Frederick II di tahun 1250, kaisar kehabisan kekuasaan di Italia serta di segala Eropa, tidak satupun dari penerus Frederick yang semacam ia. Kejatuhannya merupakan dikala Paus III memegang kekuasaan secara bertepatan, memegang negeri sekalian Gereja.

Sepanjang Renaissance, Italia tumbuh jadi despotisme ialah kalau penguasa negeri memerintah bersumber pada keinginannya sendiri. Eropa sendiri lambat- laun tumbuh jadi kelompok mandiri yang terpisah.

Jadi, bisa ditarik kesimpulan kalau Renaissance lahir bagaikan pembaharu buat membentuk manusia yang mandiri, utuh, otonom, serta bertanggung jawab. Pola pikir abad tengah yang dibelenggu oleh ajaran gereja ditukar dengan pola pikir rasional sehingga manusia dapat tumbuh.


Sebab Munculnya Renaissance

Tidak hanya uraian diatas, munculnya Renaissance secara garis besar diakibatkan oleh sebagian aspek ialah:

  • Keadaan Sosial

Dikala itu kehidupan warga eropa terikat pada doktrin Gereja, seluruh aktivitas kehidupan diperuntukan buat akhirat. Mas unuyarakat kehabisan kebebasan buat memastikan pribadinya serta kehabisan harga diri. Kehidupan manusia tidak tentram sebab senantiasa dititip oleh intelejen gereja, sehingga memunculkan perilaku silih mencurigai dalam warga.

  • Keadaan Budaya

Terjalin pembatasan seni dalam makna kalau seni cuma tentang tokoh- tokoh injil serta kehebatan gereja. Seluruh kreasi seni diperuntukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak tumbuh. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan sebab seluruh kebenaran cuma kebenaran gereja.

  • Keadaan Politik

Raja secara teoritis ialah pusat kekuasaan politik dalam Negeri, kenytaannya cuma jadi juru damai. Kekuasaan politik terdapat pada kelompok bangsawan serta kelompok gereja. Keduanya mempunyai pasukan militer yang sewaktu- waktu bisa buat melancarkan ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kalangan bangsawan serta kalangan gereja lebih kokoh dari kekuatan militer raja.

  • Keadaan Ekonomi

Berlaku sistem ekonomi tertutup yang memahami perekonomian cuma kalangan penguasa, keadaan diatas menimbulkan warga Eropa tertungkung serta tidak mempunyai harga diri yang layak bagaikan manusia. Oleh sebab itu timbullah upaya- upaya buat keluar dari kondisi tersebut.


Ciri Renaissance

Renaissance ialah titik dini dari suatu peradaban modern di Eropa. Essensi dari semangat Renaissance salah satunya merupakan pemikiran manusia bukan cuma memikirkan nasib di akhirat semacam semangat Abad Tengah, namun mereka wajib memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia buat mencerna, menyempurnakan serta menikmati dunia ini baru sehabis itu menengadah ke surga.

Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan serta kenistaan di dunia tidaklah takdir Allah melainkan sesuatu kondisi yang bisa diperbaiki serta diatasi oleh kekuatan manusia dengan ide budi, otonomi serta bakat- baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan bisa dipelajari lewat bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah serta hukum.

Dengan terus menjadi kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan kian kokoh. Perihal ini menimbulkan agama terus menjadi diremehkan apalagi kadangkala digunakan buat kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka“ religion was not highest expression of human values”. Apalagi salah seseorang yang dilukiskan bagaikan manusia sempurna renaissance Leon Batista Alberti (1404- 1472), secara tegas berani berkata“ Man can do all things if they will”.

Renaissance mengarahkan kepada manusia buat menggunakan keahlian serta pengetahuannya untuk pelayanan kepada sesama. Manusia sebaiknya menempuh kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan universal bukan hidup berhura- hura dalam belenggu moral serta ilmu pengetahuan di tower gading. Manusia wajib berfungsi aktif dalam kehidupan, bukan watak pasif seraya pasrah pada takdir. Tetapi, manusia jadi pusat seluruh perihal dalam kehidupan ataupun Antoposentrisme.

Manusia renaissance wajib berani menyanjung dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berfikir serta berperan secara bertanggung jawab, menciptakan karya seni serta memusatkan nasibnya kepada sesama. Kemauan manusia buat menonjolkan diri baik dari keelokan jasmani ataupun keahlian intelektual- intelektualnya.

Keinginannya itu dituangkan dalam bermacam karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music serta lain- lain. Ekspresi energi keahlian manusia terus tumbuh hingga dikala ini sehingga di era modern ini juga tidak terdapat lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.


Tokoh- Tokoh Era Renaissance

Ilmu pengetahuan yang tumbuh maju pada masa ini merupakan bidang astronomi. Tokoh- tokohnya yang populer bagaikan berikut:

  • Rogen Bacon (1214- 1294)

Dia berkomentar kalau pengalaman( empirik) jadi landasan utama untuk dini serta tes akhir untuk seluruh ilmu pengetahuan. Matematik ialah ketentuan absolut buat mencerna seluruh pengetahuan. Sekalipun Roger Bacon menyarankan pengalaman bagaikan basis ilmu pengetahuan, tetapi dia sendiri tidak meninggalkan tulisan ataupun karya yang lumayan baerarti untuk ilmu pengetahuan. Dia banyak bergerak pada lapangan politik serta agama, sehingga kesimpulannya ditahan dalam penjara.

  • Copernicus (1473- 1543)

Dia mengajukan komentar yang asing untuk komentar universal pada masa itu. Dia berkata kalau bumi serta planet seluruhnya mengelilingi matahari, sehingga matahari jadi pusat (Heliosentrisme). Komentar ini bertentangan dengan komentar universal yang berasal dari Hipparchus serta Ptolomeus yang menyangka kalau bumi bagaikan pusat alam semesta (geosentrisisme).

Prinsip Heliosentrisme ini setelah itu dilanjutkkan oleh George Joachim (Rheticus) yang menyusun novel bertajuk De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Perputaran Alam Semesta). Novel tersebut dimulai dengan sebagian syarat dasar yang berbunyi: Awal, segala alam semesta ialah bola (Spherical); Kedua, seluruh barang angkasa serta bumi pula ialah bola; Ketiga, seluruh barang angkasa bergerak secara tertib dalam lintasan yang bulat (circular uniform motion).

  • Tycho Brahe (1546- 1601)

Dia tertarik pada system astronomi baru yang diperkenalkan oleh Copernicus. Dia membuat alat- alat berdimensi besar buat mengamati benda- benda angkasa secara lebih cermat. Pada tahun 1572 Brahe mengamati timbulnya bintang baru di gugusan Cassiopeia, ialah bintang yang brilian sepanjang 16 bulan saat sebelum padam lagi. Bintang itu dinamakan Nova ataupun Supernova, yang sangat bergantung dari besarnya serta massanya.

Temuan bintang Nova serta Supernova ini menggugurkan pemikiran yang dianut pada masa itu kalau angkasa itu tidak hendak berganti sejauh masa, serta wujudnya hendak senantiasa abadi. Pada tahun 1577 Brahe bisa mengamati suatu cornet, yang nyatanya lebih jauh dari planet Venus. Temuan ini pula meyakinkan kalau benda- benda angkasa tidak melekat pada Crystaline spheres, melainkan dating dari tempat yang tadinya tidak bisa dilihat buat setelah itu menghilang lagi. Benda- benda angkasa terapung leluasa dalam ruang angkasa.

Zaman Renaissance : Pengertian, Sejarah, Latar Belakang Dan Para Tokohnya

  • Johannes Keppler (1571- 1630)

Dia seseorang pakar matematika yang jadi asisten Tycho Brahe. Dia melanjutkan riset Brahe tentang gerak benda- benda angkasa. Kepler menciptakan 3 buah hokum yang memenuhi penyelidikan Brahe tadinya, ialah:

Kalau gerak barang angkasa itu nyatanya bukan bergerak menjajaki lintasan circle–seperti yang dikemukakan oleh Brahe- namun gerak itu menjajaki lintasan elips. Orbit seluruh planet berupa elips.

Dalam waktu yang sama, hingga garis penghubung antara planet serta matahari senantiasa melintasi bidang yang luasnya sama.

Dalam perhitungan matematik teruji kalau apabila jarak rata- rata 2 planet A dab B dengan matahari merupakan X serta Y, sebaliknya waktu buat melintasi orbit tiap- tiap merupakan P serta Q, hingga P2: Q2= X3: Y3.

  • Galileo Galilei (1546- 1642)

Sebagian pokok temuan Galileo di luar bidang astronomi yang ditulis dalam karyanya yang bertajuk De Motu bisa diringkas sebagai berikut.

Jumlah waktu yang sama untuk jatuhnya semua benda dari materi yang sama, tanpa memandang bobot, bila benda-benda itu melewati medium yang sama. Atau dengan kata lain, benda-benda yang jatuh bersamaan akan memerlukan waktu yang bersamaan pula untuk sampai di tanah.

Semau lintasan benda jatuh berbentuk lurus. Ha ini memberikan sugesti adanya idealism, bahwa lintasan benda yang tidak tertanggu membentu garis lurus.

Baik benda yang jatuh tegak lurus, maupun yang mengikuti bidang miring, masing-masing mencapai tanah pada waktu yang sama. Hal ini memberikan sugesti untuk kemudian melaksanakan eksperimen jatuhnya benda mengikuti bidang miring. Untuk mencapai idealisasi “tidak terganggu apapun”, maka bidang makin lama makin dilicinkan, sehingga jatuhnya benda-benda melalui bidang miring praktis dalam waktu yang sama.

Selain itu dibidang miring diletakkan ukuran-ukuran. Untuk pertama kalinya ukuran (measure-ment) dimasukkan sebagai unsur dalam lapangan ilmu pengetahuan.Berdasarkan idealisasi, maka hasil percobaan dapat dihitung terlebih dahulu; dengan kata lain terjadilah peramalan (prediction).

Ramalan itu kemudian diperiksa dengan percobaan berulang kali, yang hasilnya dihitung secara rata-rata.
Oleh karena anatara ramalan dan hasil percobaan ada persesuaian yang meyakinkan, maka teori yang didasarkan pada idealisasi dapat diterima sebagai hukum tentang pergerakan benda-benda yang bebas dan yang mengikuti garis lurus.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Galileo ini menanamkan pengaruh yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena menunjukkan beberapa hal seperti: pengamatan (observation), penyingkiran (elimition) segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati, idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif atas peristiwa tersebut, peramalan (prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan (experiment) untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan matematik.

Demikianlah ulasan dari Seputarpengetahuan.co.id tentang Zaman Renaissance : Pengertian, Sejarah, Latar Belakang dan Para Tokohnya, semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.

Daftar Isi