Cerpen Motivasi : Pengertian, Tips Menulis dan Contohnya

Cerpen Motivasi : Pengertian, Tips Menulis dan Contohnya – Cerpen Motivasi itu seperti apa?, Pada kesempatan ini Seputarpengetahuan.co.id akan membahas apakah itu Cerpen Persahabatan dan hal-hal lain tentangnya.Mari kita simak bersama artikel di bawah ini untuk lebih dapat memahaminya.

Cerpen Motivasi : Pengertian, Tips Menulis dan Contohnya


Cerpen atau cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Selain itu, cerpen atau cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya jika dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella & novel.

Dibandingkan dengan berbagai jenis karya fiksi yang lainnya, cerpen memiliki bentuk yang lebih singkat, padat dan langsung kepada tujuannya. Hal ini tentu sangat berbeda dengan jenis novel dan sebagainya. Di dalam cerpen, biasanya akan diungkap mengenai kisah atau cerita tentang manusia.

Beserta berbagai seluk beluk melalui jenis tulisan yang singkat dan pendek. Dan biasanya, cerpen hanya berisi kurang dari 10,000 kata atau kurang dari 10 halaman saja untuk penyajiannya. Cerpen atau cerita pendek ternyata memiliki jenis jenis topik cerita termasuknya cerita persahabatan

Motivasi merupakan sebuah impian yang memiliki arti dengan kata kata motivasi, sehingga dengan adanya motivasi untuk membuat semangat dalam melakukan semua aktifitas.

Cerpen Motivasi terkadang merupakan sebuah karya dari seseorang dalam melakukan semua aktifitas sehingga dapat melakukan nya dengan tenang dan tegar. Selain itu juga Contoh Cerpen Motivasi merupakan harapan dan misi untuk mencapai sebuah cita-cita apa yang telah di inginkan.


Tips Menulis Cerpen


  • Temukan Motivasi Menulis

Mungkin motivasinya adalah ingin berbagi pengalaman hidup yang inspiratif. Mungkin untuk mengkritik adat yang tak cocok lagi diterapkan di zaman kiwari. Mungkin juga untuk mencurahkan isi hati agar tak senyum-senyum sendiri.


  • Pilih Tema yang Sesuai

Tema yang sesuai bisa kita tentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal:

    • Menguasai tema tersebut.
    • Tidak terlalu menguasai tema itu, tapi mau berusaha mendalaminya dengan bertanya dan mencari informasi.
    • Tema ini adalah memang rencana .
    • Tema ini amat penting di olah agar pembaca dapat memetik hikmah.

Penulis pemula baiknya memilih tema yang mudah dahulu. Misalnya tema yang sesuai dengan pengalaman hidup diri dan orang terdekat. Bisa juga tema yang diangkat dari budaya setempat yang sudah dikuasai. Intinya, jangan memilih tema yang terlalu sulit bagi diri sendiri. Dijamin cerpen tak akan selesai atau selesai tapi hancur berantakan.


  • Menentukan Jumlah, Nama, Sifat dan Peran Tokoh

Nama tokoh sebaiknya ditentukan dahulu agar lebih mudah merancang tahap berikutnya nanti.Sifat dan peran tokoh misalnya siapa yang jadi tokoh utama dan tokoh figuran; siapa yang jahat dan siapa yang baik; siapa yang punya masalah dan siapa yang membantu memecahkan masalah.


  • Membuat Alur Cerita yang Jelas

Penulis pemula kiranya perlu membuat alur cerita dulu sebelum menulis. Alur ada tiga jenis:

    • Alur maju: kemarin-hari ini-besok ; kejadian A sebabkan B, B sebabkan C.
    • Alur mundur atau kilas balik: hari ini- kemarin-dahulu
    • Alur campuran: kombinasi dari alur maju dan mundur. Saya sarankan penulis pemula jangan memakai alur ini karena agak rumit.

Tuliskan pokok-pokok peristiwa yang jadi kerangka cerpen ,misalnya seperti ini :

    • Perkenalan tokoh-tokoh: nama, usia, kebiasaan, pekerjaan, ciri-ciri fisik.
    • Perkenalan masalah atau tema yang dihadapi tokoh-tokoh
    • Upaya para tokoh mencari penyelesaian atas masalah atau tema cerpen
    • Perumitan masalah
    • Pemecahan masalah
    • Penutup: bisa berupa simpulan atas solusi masalah, penutup yang sengaja dibiarkan “menggantung”, atau kejutan.

  • Memilih Sudut Pandang

Sudut pandang biasanya dibagi menjadi dua.

Orang pertama: “aku”
    • Sisi positifnya:leluasa mengungkapkan isi hati/perasaan batin tokoh “aku,leluasa mengisahkan kembali pengalaman pribadi yang menjadi inspirasi cerpen dan melibatkan perasaan pembaca agar “masuk” ke dalam kisah
    • Sisi negatifnya:kurang leluasa mengisahkan perasaan batin tokoh-tokoh lain
Orang ketiga (sebagai pengamat/sutradara yang mendalang)
    • Sisi positifnya: leluasa mengisahkan perasaan dan pendapat semua tokoh,cocok untuk mengisahkan kisah yang dialami orang lain (bukan penulis sendiri)
    • Sisi negatifnya: kurang leluasa mengisahkan perasaan/isi hati tokoh utama (lebih mudah memakai “aku”)

  • Memperindah Cerpen dengan Susatra

Cerpen adalah susastra. Menurut KBBI, susastra adalah “karya sastra yang isi dan bentuknya sangat serius, berupa ungkapan pengalaman jiwa manusia yang ditimba dari kehidupan kemudian direka dan disusun dengan bahasa yang indah sebagai saranya sehingga mencapai syarat estetika yang tinggi”.

Keindahan bahasa dapat diciptakan melalui aneka unsur:

    • permainan bunyi (seperti dalam puisi dan pantun)
    • perulangan kata dengan padanannya agar tak membosankan (agar tak monoton)
    • dialog cantik antartokoh
    • pertanyaan retoris
    • penggunaan kata-kata yang jarang dipakai dalam percakapan sehari-hari
    • penggunaan kata asing atau kata dari bahasa daerah yang menarik perhatian pembaca
    • penggunaan simbol-simbol dalam mengisahkan tokoh dan peristiwa

  • Menentukan Judul

Judul cerpen yang keren diantaranya adalah :

    • Pendek, tak lebih dari 4 kata.
    • Bisa satu kata saja namun sangat mempesona.
    • Bisa tokoh utama cerpen
    • Untuk menarik minat pembaca/redaktur, bisa gunakan kata atau nama yang jarang dipakai dalam percakapan sehari-hari (bisa kata bahasa asing atau kata bahasa daerah)

Contoh Cerpen Motivasi

Motivasi merupakan sebuah inpian yang memiliki arti dengan kata kata motivasi, sehingga dengan adanya motivasi untuk membuat semangat dalam melakukan semua aktifitas.

Cerpen Motivasi terkadang merupakan sebuah karya dari seseorang dalam melakukan semua aktifitas sehingga dapat melakukan nya dengan tenang dan tegar. Selain itu juga Contoh Cerpen Motivasi merupakan harapan dan misi untuk mencapai sebuah cita-cita apa yang telah di inginkan.


Cita Citaku Seluas Lumpur


Karya Irma Kinanthi

Pagi ini tak ada bedanya dengan hari-hari sebelumnya, aroma yang khas itu masih ada. Aku sebut khas karena aroma itu bak pedang yang menusuk tubuh. Memang aromanya menusuk, menusuk indra penciuman dan jangan bayangkan baunya seperti masakan di hotel-hotel bintang lima. Baunya seperti kentut lebih tepatnya seperti bau belerang. Padahal aku berharap ada perubahan pada pagi ini.

Aku tinggal disini, di sebuah kota yang ramai, sibuk dan tentu saja ada lautan lumpur yang baunya luar biasa. Sebelumnya kotaku tak seperti ini, kotaku luas, tak berlumpur dan penduduknya pun tak mudah naik darah seperti sekarang.

Setiap sore aku bermain layang-layang di tepi tanggul, anginnya cukup kencang, layang-layangku terbang tinggi. Namun kali ini aku tak beruntung, layang-layangku putus dan lenyap seketika ditelan lumpur yang berbuih. Itu tandanya aku harus pulang ke rumah karena senja telah tiba. Sebenarnya rumahku tak jauh dari tempatku bermain layang-layang tadi, tapi lagi-lagi gara-gara ada lumpur lumpur yang semakin meluas maka kami sekeluarga harus pindah.

Suatu hari bapak terlihat sangat marah, bukan karena aku nakal juga bukan karena bertengkar dengan ibu. Awalnya aku tak tahu apa sebabnya, tapi kata ibu bapak marah karena masalah keadilan. Aku semakin tak mengerti maksud dari perkataan beliau, mungkin karena aku belum cukup umur. Setelah aku keluar rumah tampak dari jauh barisan orang-orang dengan teriakan lantang, berapi-api sama seperti bapak tadi. Aku ingin mendekat ke dalam kerumunan orang-orang itu tapi ibu melarangku serta belum pantas anak seusiaku menonton hal-hal seperti itu. Aku lantas berpikir, apakah keadilan itu dapat menghalangi cita-citaku? Apakah keadilan dapat menghilangkan lumpur dan dapat membuat bapak tak marah-marah?. Ah, entahlah itu masalah orang dewasa.

Hari ini aku mendapatkan pertanyaan yang mengejutkan dari guruku begini pertanyaannya, “Amir, menurutmu cita-cita itu bagaimana?” Aku terdiam sejenak lalu menjawab, “Cita-cita itu bagai pensil, jika kita ingin meraihnya maka kita harus berusaha dan bekerja keras seperti halnya meraut pensil agar menjadi runcing. Namun jika kita tidak bersungguh-sungguh maka kesempatan kita semakin kecil bahkan pupus seperti pensil yang semakin hari semakin pende bahkan hilang.” Tapi yang jadi pertanyaan apakah aku bisa menggapai cita-citaku itu? Aku merasa dihalangi oleh alam karena alam telah mengirimkan lumpur yang membuat sebagian kehidupanku tak tertata. Aku putus asa dan agaknya aku mulai tertular penyakit yang menggerogoti masyarakat kotaku, tentunya penyakit naik darah.

Sore harinya bapak juga bertanya mengenai cita-cita padaku tapi ini pertanyaannya berbeda. Beliau bertanya seberapa tinggikah cita-cita yang aku inginkan, tentu saja aku langsung menjawab, “Tentu saja setinggi langit pak!” Namun beliau malah tertawa, aku heran dengannya padahal kan jawaban itu betul. Bapak lalu berkata, “Mir, bapak beri tahu ya cita-cita setinggi langit itu hanya pepatah yang omong kosong. Kalau untuk anak-anak lumpur sepertimu cocoknya adalah cita-cita itu seluas lumpur.” Aku dibuat bingung dengan omongan bapak, lalu bapak melanjutkan lagi, “Lihat lumpur yang menenggelamkan rumah kita makin hari makin meluas, makin tinggi. Bisa-bisa jadi lautan! Jadi menurut bapak membuat kata-kata penyemangat itu yang sesuai dengan fakta sajalah!” Aku langsung berlari menuju rumah lamaku yang sudah tak tampak karena terendam lumpur. Disini aku merenung, merenungkan perkataan bapak dan akhirnya aku setuju dengan beliau.

Entah sampai kapan lumpur ini akan meluap, entah seluas apa lagi lumpur ini menggenang tetapi aku akan selalu berusaha mengembangkan sayap-sayapku, menunjukkan pada dunia meskipun aku hanya sosok anak lumpur dan aku akan menunjukkan bahwa cita-citaku seluas lumpur.

PROFIL PENULIS
Namaku Ignasia Irmaningtyas Kinanthi
Bisa dipanggil Irma
Lahir di Blitar, 19 April 1996
Alamat facebook Ignasia Irmaningtyas Kinanthi


Sebelum Habis Masa


Karya Faddilatusolikah

Kabut hitam tebal berfose di angkasa sang pencipta.Udara dingin merasuk menembus pori-pori kulit keriput yang menyimpan seribu sejarah.Gubuk sederhana menjadi saksi bisu sandiwara kehidupan.Yang terkadang ada tawa bahagia dan terkadang ada duka nestapa.
“Kreeeeek,,,,pagi yang mendung,semoga semangat kita tak akan pernah mendung”Harap seorang janda tua dibalik bilik.
“Ya mak,,,,semoga hari ini menjadi lebih baik dari hari-hari yang sebelumnya”Sahut seorang gadis remaja yang tengah asyik menata kue dagangannya.Ya sebut saja tanti.Tanti adalah seorang gadis remaja yang pantang menyerah.Meski dia hanya tinggal bersama ibu dan adiknya yang bernama tio.Tanti sudah merasa bersyukur dan bahagia.Setidaknya ia merasa bahagia masih mempunyai keluarga dan tempat tinggal.Meski tak semewah hotel berbintang tapi tanti selalu menanamkan “Baiti Jannati”seperti yang diajarkan oleh baginda nabi SAW.
***

“Tanti,..”dengan gugup tanti melangkah ke depan kelas.Jantungya berdebar hebat bagaikan pacuan kuda.”Selamat ya!!! Terus semangat dan terus tingkatkan prestasimu” ucap bu Diana guru fisika tanti.Tanti mengulumkan senyum.”Trimakasih ya ALLOH ,,, semoga hamba bisa menjadi lebih baik lagi” gumam tanti dalam hati.
Tanti memang bukan berasal dari keluarga yang berada.Tapi niat yang terpatri dalam benaknya begitu kuat.Tinggal menghitung bulan lagi tanti akan menghadapi Ujian akhir nasional.Beban berat yang kini di pikulnya.Bukan masalah mata pelajaran yang diujikan tapi masalah biaya ujian.Tentu saja bukan biaya ujian tanti karena tanti telah mendapatkan beasiswa dari sekolahnya.Tapi tio adik tanti yang sekarang duduk dikelas 3 smp tak seberuntung tanti.Tio memang bukan anak yang malas.Tapi kemampuannya dalam mengingat materi pelajaran memang tak sepeka ingatan tanti.
***

Sore itu hujan begitu lebat.Atap rumah tanti yang bocor seakan telah mengizinkan air hujan menerobosnya.
“Huk…huk….huk…huk.huk..bruuuuuaaaaaak”tubuh kurus itu tergeletak lemas di atas lantai.
“Maaaaaaak…mak kenapa mak….hikz..hikz..hikz”teriakkan histeris tanti dan adiknya beradu dengan suara Guntur hujan.
“Tolooooooooooong….mak sabar mak…”digoyang-goyangkannya tubuh emaknya.
“Maaak,,,,mak kenapa mak???”Tio tak mau tinggal diam.Dia segera berlari keluar mencari bantuan.Meski tanti melarangnya karena hujan yang masih lebat tapi tio tetap melangkah dan tak menghiraukan tanti.
“Nduuk,,manusia itu tidak ada yang kekal.Semua yang bernyawa pasti akan mati.Ma’afkan semua salah emak jika untuk esok dan seterusnya emak tidak bisa menemanimu.Jadilah ibu dan bapak bagi adikmu.Emak tau ini akan menjadi beban beratmu.Ma-ma-ma’aff kan e-e-emak nduk,,LA-I-LA-HA-ILLALLAAAH MU-HAM-MADUR-ROSULULLAAH”Perlahan kelopak mata emak mengatup.
“EEEMMAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaak………………….ya Alloooh..emaaak….in-nalillahii ,,hikz-hikz-hikz,,wa-innaillaihi roji’un…”tanti memeluk tubuh emaknya erat-erat.Berharap ini semua hanya mimpi buruk baginya.Dilihatnya diluar rumah adiknya berlari munuju rumah mereka.
“Mbak tanti……. A yo kita bawa emak kerum ah sakit,aku sudah minta tolong P.Ahmad”Ucap tio terengah-engah.
“Tidak perlu tio.Emak sudah berpulang kepangkuanNYA,” hati tio tersentak mendengar bahwa emaknya telah meninggal.Tubuh tio menggigil.diselonjorkannya kakinya dilantai.”Innalillahi wainnailaihi raji’un……”
***

Selang beberapa bulan setelah kematian ibunya , tanti terus berusaha memendam mimipinya untuk dapat melanjutkan menimba ilmu ke perguruan tinggi.Dan pagi itu dia mendengar kabar bahagia namun menyesakkan hatinya.
“Duuuooor,,,nglamun ya kak ,,”getak tio mengagetkan tanti.
“ihhh,,,kamu ini yo ,,kebiasa’an dech,,”
“Ada apa sih kak ? cerita doonk …jangan anggap tio kaya orang laen ..”
“ehmmm,,,gini yo,,,kakak kan ikut snmptn di UI dan hari ini pengumumanya , dan,,,”tanti diam sejenak.”kakak diterima menjadi mahasiswi UI yo,,”tanti tertunduk menahan tangis.
“trus kenapa kakak sedih ? harusnya kan kakak bahagia”
“tapi kalau kakak kuliah beban hidup kita pasti bertambah,dan tio kan juga masih SMA”
“Kak (tio menatap kakaknya tajam) ,Kak sa’at pemakaman ibu tio telah berjanji didepan makam ibu kalau tio akan berusaha memberikan yang terbaik.masalah biaya dan kebutuhan hidup tio yang akan menanggungnya.”
“tapikan kakak ini yang lebih punya tanggung jawab tio…”
“kak,,tio ini anak laki-laki dan didunia ini wanita kedua yg paling tio sayang setelah ibu adalah kakak…tio akan bekerja keras untuk biaya kakak kuliah dan untuk biaya tio sekolah.kakak tenang saja tio tidak akan putus sekolah.karena kakak adalah semangat terbesar untuk tio”
Tanti hanya diam.Air matanya seakan tak ingin berhenti mengalir.Bukan air mata kepedihan,namun air mata bahagia.Tanti bersyukur memiliki seorang adik yang begitu menyayanginya.Ia peluk adiknya “tio,,,biar bagaimanapun tio gak boleh kerja keras sendirian.sekarang kita hanya berdua.jadi susah senang harus ditanggung bersama.tio kerja keras,kakakpun akan kerja keras.kita berjuang bersama yo”
Tio tersenyum dan berbisik “sebelum habis masa aku akan selalu menjaga kakak dan melakukan yang terbaik untuk kakak..”

…….THE END……

PROFIL PENULIS
Nama:faddilatusolikah
Mahasiswi uin maliki malang
Hobi : membaca dan menulis cerpen atau puisi
Alamat : Jln sunan Bonang 188 Kromengan malang
Alamat Fb : Fadilatus sholikhah


Tanpa Arti


Karya Ulfa Tapani

Gemuruh suara mesin mobil menggetarkan kaca rumah. Mengusik kesibukan dua benda kayu yang sedang berbincang di ruangan.
“Siapa yang datang?”
“Entahlah, paling juga Ibu-ibu yang mau arisan..”
“Ohh,, untung aku sudah mempercantik diri, “
“Awas, awas, sepertinya mereka mau mendekati kita, “
“Ah, lihatlah badan mereka besar-besar, aku yakin bokongnyapun besar, ahaha,, surprize untukmu !!”

Aku terdiam. Ah, sial sekali aku hari ini harus kedatangan tamu seperti mereka, andai aku punya kaki yang bisa berlari, tak akan ada ragu dalam benakku untuk melarikan diri sekarang juga, menit ini, detik ini, secepatnya!
“Tunggu, sebentar lagi mereka akan memujiku ..”
“Tidak aneh lagi, kau jangan menyombongkan diri, aku yang lebih berguna bagi mereka ..”
“O, ya ? haha… Mereka senang, kau menderita, bukankah begitu? Haha ..Bertahun-tahun aku berdampingan denganmu, bertahun-tahun juga aku saksikan kesengsaraanmu, aku tak pernah melihatmu terhias cantik sepertiku, dengan vas yang berisi bunga segar, dengan makanan cemilan yang lezat-lezat, minuman segar, dan hidanganmu apa? Bokong orang ya? Hahaha..”

Aku tak pernah mau menanggapi cercaannya. Buat apa aku balas, toh, dia selalu menjatuhkanku, meja yang sombong.
“Aduhai, cantik sekali meja ini dengan hiasan bunga segar, darimana kau dapatkan bunga ini? Cantik sekali, aku suka..”
Tak aneh, sungguh tak aneh bagiku mereka mengucapkan hal itu. Mungkin untuk yang kesekian ratus kalinya. Sejurus kemudian, Ibu-ibu lain datang berdesakkan memasuki rumah. Rupanya, badan mereka yang besar-besar itu membuat mereka kesulitan memasuki rumah yang memang memiliki ambang pintu cukup kecil itu. Aku tahu, bokong-bokong mereka yang besar itu tak lama lagi akan menindihku. Satu..dua..dan,, aww,, benar saja , dalam sekejap tubuhku tertutupi bokong-bokong itu.

Salah seorang dari Ibu-ibu yang menindih tubuhku ini sekejap mengangkat bokongnya sedikit dan terdengar suara “dduuuttt..”. Dalam sekejap, udara yang tadinya begitu segar, mendadak tercemari dengan bau yang sangat sangat menusuk-nusuk hidung. Mereka yang duduk agak jauhpun mulai menutup hidungnya. Bayangkan, jarak yang jauh pun membuat mereka batuk-batuk dan hampir muntah, dan aku? Jarak yang sangat sangat dekat, apa kata yang lebih daripada mual? Aku yang paling merasakan begitu busuknya bau itu. Si Ibu hanya nyengir, sungguh , wajah tanpa dosa! Kalau saja aku punya mulut, akan kumuntahkan seluruh isi tubuhku ! Sial !
“Haha. Aku tak menyangka Ibu itu akan melakukan hal yang konyol, sangat konyol !Bersyukurlah karena kau tak punya hidung yang tajam untuk menghirup udara bau itu. Kursi tua yang malang..”
“Manusia memang tak tau etika kawan, bukankah agama mereka mengajarkan tentang sopan santun? Tahukah kau meja, pasanganku, bahwa sopan santun itu sangat berharga di mata Tuhan, setidaknya, mereka tahu adab bertamu, aku heran dengan manusia ini, mereka belajar ilmu agama tapi tidak mengamalkannya.”
“Ya, kau memang benar. Ah, aku tak peduli dengan mereka, toh, aku tak rugi, kau yang rugi kan? Kau selalu kena batunya! Haha “
“Kau memang seperti itu, hai meja sungguh aku hanya ingin berbagi ilmu denganmu”

Tak pernah pasanganku ini memperhatikan [endapatku, tapi taka pa-apa setidaknya aku dapat membagi ilmuku padanya, meski ia tak pernah peduli. Aku mengintip keluar jendela, di sana banyak anak-anak kecil yang sedang memetik daun-daun sembarangan.
“Lihatlah anak-anak itu!”
“Memangnya kenapa? Ada yang salah?”
“Tentu saja, lihat, mereka memetik daun-daun itu sembarangan, untuk apa coba? Mereka hanya merobek-robek daunnya, kemudian membuangnya begitu saja, mereka belum puas kalau tanah itu belum jadi guunung sampah! “
“Ah, sudahlah, kau selalu seperti itu, biarkanlah mereka melakukan hal yang mereka inginkan. Mereka yang akan menanggung akibatnya sendiri. “
“Tapi, kenapa mereka tak pernah memperhatikan kita? Lingkungan mereka? Apa kau tidak sedih? Hah? Lagian, kalau datang bencana, seperti banjir, kita juga akan kena kan? Bukan hanya mereka, mereka bisa melarikan diri, tapi kita? Mereka tak akan peduli pada kita, “
“Kau benar juga. Tapi apa daya, kita tak mungkin bisa berbicara kepada mereka.”
“Tuhan punya kehendak lain untuk itu!”

Diam. Sang meja hanya diam. Kuharap itu sebagai isyarat pengertiannya pada perkataanku. Bising. Suasana rumah ini bagaikan pasar. Perbincangan-perbincangan saling sahut-menyahut. Kebanyakan membicarakan “Dimana kau membeli sepatu itu?” “Berapa harganya?” “Dapat diskon gak?”
“Ah, bising sekali suasana rumah ini!” sahut meja.
“Ya, kau benar, mereka itu hanya mengumpulkan dosa di sini. Dari tadi, tak kudengar tak satupun yang membicarakan agama. Mungkin seperti “Kapan ya kita dapat melaksanakan tablig akbar di kampong kita?” “Pengajian rutin, dan sebagainya.” Padahal itu akan sangat berguna bagi mereka. Sesungguhnya mereka di sini itu untuk menjalin tali silaturahmi, bukan untuk menggunjingkan orang atau membicarakan hal yang tak penting. Sungguh sia-sia pertemuan ini jika hanya akan merajut dosa tanpa membersihkannya.”
“Hmm, hmm, terus saja kau berceramah seperti itu, sekeras apapun, merekea tak akan bisa mendengarnya!”
“Tunggu saja, Tuhan pasti akan memberikan isyaratnya lewat kita, sampai manusia-manusia itu sadar.”
“Iya, iyalah, terserahmu saja!”
“Lihat itu, anak-anak itu masuk, “
“Wah,, lihat yang satu itu, badannya besar sekali, pipinya bergoyang-goyang kalau ia berlari, tenaganya kuat sekali, awass hati-hati, bahaya mengancammu ! kau kan sudah tua,, bisa jadi, “
“Apa??”
“Tidak ah, tidak jadi..” kata meja sembil tersenyum sinis.

Anak-anak itu berlarian kesana-kemari, membuat suasana ini berubah, yang tadinya mirip suasana pasar, sekarang malah mirip suasana Perang Dunia. Suara-suara anak ini menggema, ke sudut-sudut ruangan, benda-bergetar karena injakan mereka, terutama anak gendut itu. Tidak, aku berada di rumah ini bertahun-tahun, dan memang sekarang aku sudah tua, tubuhku suka bergoyang kalau diduduki dan bisa saja riwayatku tamat kalau sampai anak gendut itu menginjakku.
“Iya, awas !! sembunyi di sana! Lari! Wah, seru juga memperhatikan anak itu. Hei, kursi tua, kau tahu kan perbedaan kita? Mereka lebih suka mendekatimu daripada aku, mereka tak’kan menyakitiku karena kalau mereka menyakitiku, mereka akan terima akibatnya. Kulit mereka akan membiru setelah mendapay hantaman keras, dari sudut-sudut tubuhku!”
“Kita memang berbeda, tapi kita harus saling mengisi kawan. Tuhan, menciptakan kita berpasang-pasangan, kursi dengan meja, buku dengan raknya, lemari dengan baju, dan tak ayal mereka saling mengisi kekosongan. Tak maukah kau bersanding denganku? Selama bertahun-tahun aku bersamamu, berusaha membuatmu menjadi meja yang berwibawa di mata manusia, menjadi sosok benda mati yang berguna. Kita punya daya guna, tanpa kita, mereka, manusia, tak akan pernah sejahtera, mereka tak akan bisa menulis dengan nyaman kalau tidak ada meja, mereka tak akan bisa duduk nyaman kalau tidak ada kursi. Berterimakasihlah kepada Tuhan yang telah mentakdirkan kita menjadi makhluk yang berguna bagi setiap manusia..”
“Aaarrgghhtttt, kursi tua! Tak bisakah kau diam sehari saja? Tak sadarkah kau setiap menit selalu melontarkan kata-kata yang klise, menyangkut manusia yang tidak bisa menjaga kita, li8ngkungannya. Harus berapa kali aku bilang? Sekeras apapun kau bicara, mereka tak akan bisa mendengar kita, memperhatikan kita, kau tahu itu kan? Dasar kursi bodoh !”
“Lalu, apa yang kita bisa lakukan agar mereka sadar? Hah? Selain isyarat kepada mereka,”
“Isyarat apa?? Jadi kau itu inginnya apa? Hah? Ingin kau ini dibangga-banggakan? Kau syirik kan kepadaku??”
“Astagfirulloh, syirik itu perbuatan syetan! Aku tak pernah merasa seperti itu, aku terima takdirku untuk diduduki, dikentuti, diinjak-injak, aku tak pernah mengeluh, selama ini aku hanya ingin memberikan petuah kepadamu agar kamu menjadi makhluk yang pandai member isyarat, Tuhan tahu apa yang kita rasakan, andai kau merasakan apa yang aku rasakan, apa yang akan kamu lakukan selain memberi isyarat pada manusia agar menjaga kita dengan baik??”
“Bertahun-tahun aku bersamamu, hany apetuah dan petuah yang kau berikan tak membuatku mengerti apa arti sebuah isyarat, penghuni rumah ini sudah sering mengotori kita tapi apa yang bisa kita lakukan? Aku cape, kalau haru terus mendengar ceramahanmu !!”

Diam. Mungkin dengan cara ini aku menanggapinya. Selama ini aku selalu berharap agar manusia dapat menjaga lingkungannya. Aku tahu, global warming yang sedang melanda Indonesia. Panas raja siang yang membakar tubuh, begitu ganas membuat daun-daun kering, udara sesak, debu-debu mengendap di tubuhku. Bagiku, manusia itulah penyebabnya, kalau saja mereka mau melakukan penghematan, penghijauan dan sebagainya, aku yakin dunia tak’kan seperti sekarang ini.
“Sejujurnya aku ingin membantu membangun kembali kesadaran pada manusia”
“Bagaimana caranya?? Apa kau bisa?? “
“Tak ada yang tak mungkin jika Tuhan berkehendak, Dia akan menjadikan mulut kita berucap atas kehendaknya. Aku kasihan pada ala mini yang semakin hari, semakin rusak. Aku ttipkan tanggungjawabku padamu, kalau tubuhku tidak bisa lagi menopang tubuh manusia, jaga dirimu baik-baik!”

Suasana masih sangat ramai. Anak-anak masih dengan senjata mereka, berlari kesana-kemari, bersembunyi, berjinjit-jinjit , mereka mendekati. Anak gendut itu terlihat sangat lincah, tenaganya begitu besar mengalahkan lawannya . ia berlari dan terus berlari. Jaraknya semakin dekat denganku. Langkahnya semakin cepat mendekat, ia meloncat tinggi kemudian menaikiku dan..
“GUBBRAKKK..” tubuhku pecah sudah, tubuhku yang sudah reot ini menjadi berkeping-keping. Hancur sudah raga ini. Melihat keadaanku, suasana rumah mendadak sepi karena suara jatuhnya anak itu. Anak itu menangis keras karena kesakitan. Malangnya anak itu. Sementar meja hanya terdiam melihat aku yang kini tak berdaya.
“Ku tak pernah berpikir akan seperti ini kawanku..” baru kali ini aku mendengar ia mengatakan “kawanku” kepadaku,
“Kenapa?” aku bertanya
“Jadi, kau benar-benar akan meninggalkanku??”
“Ten..tu saja..”
“Ja,,jad,, jadi, tak akan ada lagi yang menasehatiku?”
“Bukankah itu yang kau mau?”
“Kalau aku punya air mata, akan kutumpahkan saat ini juga. Aku memang tak suka kau menasehatiku terlalu berlebihan, tapi sungguh aku akan meras kehilangan, aku tak punya teman, sepertimu.. ayolah bisakah kau menyatukan tubuhmu lagi?”
“Tidak mungkin, aku sudah ditakdirkan seperti ini kawan, setiap awal, pasti ada akhir, setiap kehidupan, pasti ada kematian. Kau tak perlu bersedih kawan.”
“Ku berjanji akan menuruti nasehatmu, mendengarkan petuahmu, aku janji!!”
“Sudah cukup banyak aku berpetuah, terimakasih sudah mau mendengarkanku..”

Dua orang bapak datang menggotong tubuhku, membawaku ke gudang penyimpanan barang rusak. Meja itu menjerit-jerit.
“Jangan !! jangan kau ambil sahabatku wahai manusia !! aku tak sanggup tanpanya ! ya Tuhan apa yang bisa aku lakukan tanpanya? Apalah artinya sebuah meja bila tanpa kursi? Tuhan , aku mohon, izinkan aku berbicara kepada mereka, izinkan aku berteriak saat ini juga, Tuhan apa yang harus aku lakukan??? “

Suasana yang tadinya ramai mendadak sepi, lambat laun orang-orang mulai meninggalkan rumah. Sepi , mencekam.
“Aku masih merintih di sini, ayolah kembalikan kursi itu, aku tak bisa hidup tanpanya, apalah artinya aku? Apa artinya diriku? Aku benar-benar tanpa arti..”

Cerpen Motivasi : Pengertian, Tips Menulis dan Contohnya


Aku Ingin Hafal AL-Qur’an


Cerpen Karya Diah Ayu Fatmawati

Langit pagi hari begitu memikatnya. Dalam benaknya selalu tarbayang, bahwa bintang-bintang di langit sedang bertasbih, mendoakan umatnya yang sedang melaksanakan ibadah. Bulan tarasa begitu cantik dalam kedamaian hati. Sejak kecil ibunya selalu mengajarinya belajar Al-qur’an. Ibunya dengan telaten mengajarinya huruf dalam bacaan Al-qur’an agar fatma dapat memahami tentang bacaan Al-qur’an. Dia bercita-cita untuk bisa menghafalkan 30 jus dalam Al-qur’an agar dapat membanggakan ibunya.

Fatma tinggal bersama ibu dan adiknya, fatma juga mempunyai seorang ayah, tapi sudah 10 tahun tidak pernah pulang atau ngasih kabar kepada keluarganya,Entah kemana…..????. Jadi sekarang tulang punggung dalam hidupnya adalah ibunya. Maka dari itu fatma sangat menghormati ibunya itu.
Tepat jam 2 fatma sholat tahajud, dimana para malaikat sedang berdo’a dan bertabih. Dalam do’anya dia ingin dalam hidupnya dapat bermanfaat dan dapat hafal Al-qur’an . Sambil meneteskan air mata, dia berkata “Ya ALLAH, yang maha pengasih lagi maha penyayang,apalah arti hidup ini kalau hamba tidak bisa memberikan apa arti hidup, maka dari itulah ridhoilah hamba dalam belajar menghafal Al-qur’an.

Aku Ingin Hafal Al-Qur’an – Cerpen Motivasi
Di desa dan di sekolahnya banyak orang yang mengenal karena kecantikanya, keramahanya, kebaikanya dan kesopanan kepada orang lain. Dia akrab dengan semua warga, dan dia juga sering membantu orang lain yang membutuhkan, meskipun dalam keluarganya pas”an, tetapi karena keyakina kepada ALLAH yang amat kuat, yang telah memberikan apa yang sudah kamu kasihkan keorang lain dengan ikhlas.

Ia sekolah di SMA 01 GARUDA , dan aku sekarang sudah kelas 2. Fatma di sekolahan banyak yang mengenal dirinya bukan karena kecantikanya tetapi juga kepintaranya . Dia pintar dalam segala bidang, tetapi Cuma matematika yang dia kurang faham. Tetapi karena semangatnya yang sangat kuat, dia tidak pernah putus asa agar dapat menguasai matematika.
Ow.,ya dia juga pernah lomba baca Al-qur’an se-provinsi lho…dan dia mendapatkan juara 1 mewakili Sekolahnya. Hebat kan.,,!!! Maka dari itu dia ngembangin bakatnya yang sejak kecil sudah suka menghafal Al-qur’an.

Naah…Fatma waktu pulang sekolah tidak langsung pulang karena dia harus ngerjakan tugas bareng temanya, dia mengendarai sepeda motor bututnya, biar butut yang penting dapat di pakai, katanya fatma. Setelah usai mengerjakan, ia pulang dengan motornya yang butut itu lagi, dia mengendarai sepedanya denga pelan. Pada saat itu ada sebuah truk yang tiba-tiba muncul dari sebelah kanan denga kecepatan yang tinggi, sedangkan fatma jalan lurus. Kemudian ia tertabrak, sepedanya oleng dan hancur bagian depan. Badanya berbenturan dengan badan samping truk, dan kedua matanya mengekuarkan darah . Tak lam kemudian banyak yang menolong dia, lalu dibawa ke rumahsakit.

Setelah salah satu temanya menghubungi ibunya fatma, dan ibunya langsung berangkat ke rumah sakit, dengan keadaan shock dan lemesbeliau tetap nekad berangkat demi dapat melihat kondisi anaknya itu. Setelah sampai dirumah sakit ibunya bertanya kepada petugasnya, dan di beritahu bahwa fatma berada di ruangan 58…ternyata fatma sudah dioperasi matanya karena buat. Tetapi yang disayangkan, dokternya tidak meminta izin terlebioh dahulun kepada pihak keluarga, denga kondisi sangat kaget melihat kondisi anaknya, yang menutrut dokternya buta permanen.

Ibunya langsung pingsan dan dirawat di samping kamar anaknya itu. Selang beberapa waktu fatma terbangun. Fatma: Aku dimana sekarang, semua rasanya gelap. (dan didalam kamar itu ada sahabat-sahabatnya fatma nmanya ita dan ayu). Ayu: Ma (nama panggilan mereka terhadap fatma) kamu ada di rumahsakit , tadi kamu pingsan karena tertabrak truk. (Ayu tidak menanggapi pertanyaan fatma tentang” kenapa semuanya gelap, karena ayu gak tega). Fatma: (dengan polosnya dia berkata “Apa aku buta? Kalau benar aku buta, aku ikhlas dengan sepenuh hati, ku pasrahkan diri karena itu semua jalan yang terbaik yang di beri ALLAH kepada ku. Mereka berdua nangis dan memeluk fatma. Dan ita berkata” iya ma kamu buta, bahkan buta permanen, yang sabar ya ma?? Ingat ALLAH tidak tidur ma, istighfar ya ma. Fatma: Astaghfirllahhalazim (dengan nada terbata-bata) Ke..kenapa aku harus buta sekarang, di saat aku menggebu-gebu untuk hafalin Al-qur’an..

(Lama kemudian dengan nada keras dan marah) Tuhan tidak adil dalam hidup ini, kenapa harus aku. Kenapa Tuhaaannnn….????? kenapa tidak orang lain saja yang tidak berguna. Tuhan tidak adil…(teman-temanya hanya bisa menangis dan tidak bisa berkata apa-apa, mereka takut nanti menyaktinya, dengan sabar mereka nenangin dan memeluk fatma)

Tak lama kemudian ibunya sadar, sambil megang kepalanya yang masih pusing, dia menuju ke kamar anaknya. “Nduk sing sabar Gusti ALLAH Maha Adil nduk”. (sambil mengelus rambut anaknya). Tapi bu fatma ingin wujudtin keinginan ibu, agar fatma dapat menghafkan Al-qur’an. Bu harapan fatma hancur, bagai debu tipis yang terkena tiup dan menghambutr kemna-mana tanpa tujuan yang jelas (ujar fatma terhadap ibunya, yang menjelaskan harapanya terhadap ibunya)

Hari-haripun berlalu, dengan semangat yang sudah kembali padanya, dia menghafal Al-qur’an , dia menghafalkan Al-qur’an dengan cara mendengarkan orang lain membacakanya. Karena dia masih ngaji jadi yang setiap hari membacakanya adalah ustad yang membimbingnya. Ustadz yang mengajarinya sangat kagum terhadapnya, karena fatma sudah hafal 8 jus dalam 5 bulan. Fatma juga sering mengisi pengajian-pengajian, pertama banyak orang yang mengagumi kelebihanya tersebut, meskipun kedaanya yang tidak sempurna. Tetapi ada juga yang mencemooh dia.

Ibunya sangat bangga denganya, harapan ibunya fatma dapat menghafal Al-qur’an 30 jus. Ow ya di sekolahan banyak yang mengejek dia karena buta. Di dalam kelas fatma terdapat genk yang sangat benci terhadap fatma. Idiihh.,,mana ada orang buta, bau’ , miskin masih sekolah disini. Apa gak malu tuh? Hahaha(dengan nada meremehkan genk tersebut keluwar dari kelas sambil menggerutu) eh temen-temen kasian juga ya fatma, dia tidak lihat(ada salah satu temanya dari genk tersebut agak culun dan baik dibanding teman-temanya yang lain namanya Friska dia dijuluki oleh temanya sebagai si blo’on.

Tika adalah ketua genk dikelasnya…eh lu ngapain coba’ belain cwe’ buta kayak fatma, anak yang gak berguna. Iiich geli tau liat matanya yang buta itu. Meskipun fatma buta tetapi sahabatnya tidak pernah meninggalkan dia (ayu, ita, dan si cowok kepedean yaitu Rehan) Rehan cowok yang katanya sih keren dan PD-Nya minta ampun, mereka ber-4 selalu bersama-sama kemanapun akan pergi.

Oke kembali ke awal.,dalam belajar menghafal Al-qur’an fatma sangat di dukung sama teman-temanya, ibunya dan adiknya. Itu yang membuat fatma lebih semangat lagi dalam menghafal Al-qur’an. Sudah 8 bulan dia dapat menghafal 20 juz dalam Al-qur’an. Saat itu ada acara lomba di pondok jami’ dalam rangka menyambut hari Maulid Nabi.Fatma di daftarin sam ustadz yang mengajarinya mengaji dan tidak ada biaya yang harus di kelurkan.
Pulang sekolah dengan gembira dia ngasih tau ibunya bahwa dia ikut lomba “HAFIDZ” Penghafal l-qur’an . walah nduk ibu bangga….. belajar kebih giat lagi ya nduk. Supaya kamu mendapat apa yang kamu inginkan. AMIIIN

Tiada hari tanpa mengahafal Al-quran, waktu lomba tinggal besok. Sudah jam 9 fatma di suruh tidur sama ibunya agar besokwaktu lomba bisa lebih semangat. Waktu yang di tunggu-tunggu tiba, fatma bersiap-siap untuk berangkat. Tetapi ibunya bilang kalau ibu nanti nyusul fatma. Fatma disuruh berangkat duluan. Ow ya nduk nitip salam buat ustadz kamu ya nduk. Fatma mencium tangan ibunya sambil meneteskan air mata. “Bu doakan fatma lancar ya bu dalam lomba nanti, ibu jangan lupa datang ya? (fatma berangkat)

Ibu fatma berangkat dengan mengendarai ojek,dengan amat senang dan gembira ibu fatma senum selalu. Ditengah-tengah perjalanan, hujan turun cukup deras. Tetapi ibu fatma tetap nekad melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba BRAAAKKK….motor yang di tumpangi tadi terjatuh, ibu fatma terlempar cukup jauh sekitar 35 m, helm yang dipakai terlepas kepalanya berdarah, kaki bagian kananya putus karena tertabrak bus. Kejadian itu terjadi pada saat itu jalanya cukup licin, kemudian motor tersebut menabrak trotoar yang ada didepannya .Ditempat itu juga ibu fatma meninggal.

(fatma gelisah, karena sebentar lagi acaranya akan dimulai, tetapi ibunya belum juga datang. Perasaanya yang negatif mulai muncul di firasatnya,dia takut terjadi apa-apa terhadap ibunya, beberapa menit kemudian ada telvon dari nomor yang tidak dikenal). Fatma: Halo, assalamualaikum, siapa ini? B: kami dari pihak polisibahwa ibu anda barusaja mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat saat itu juga. Fatma: prakkkkkkkkk hapenya terjatuh, air mata langsung bercucuran, tapi acara sudah di mulai dan fatma peserta nomer 1, dengan berat hati dia lomba dulu baru nanti menghampiri ibunya. Setelah selesai semua acara perlombaan dan kini saatnya pengumuman siapa pemenangnya, dan ternyata juara 1 jatuh pada fatma, dengan rasa senang dan sedih dia mengambil piala yang di berikan padanya kemudian dia langsung pulanng ke rumah, ibunya sudah akan di makamkan. Dipemakaman fatma sambil membawa piala dia berkata”Ibu ini piala bu…ini bukti kesungguhan fatma dalam menghafal Al-qur’an.Tetapi saat ini ibu tidak mengetahui kemenangan fatma.Fatma juara 1 bu dalam menghafal Al-qur’an, Fatma merasa bersalah karena belum bias memenuhi harapan ibu dalam menghafal Al-qur’an 30 juz (sambil mengelus-elus dan mencium batu nisan ibunya)

Fatma sekarang sudah tidak punya ibu, ibu yang selalu mengajari hafalan Al-qur’an, sekarang waktu pagi juga tidak ada yang membangunkan fatma waktu sholat shubuh, dan buatin sarapan buat fatma dan adik.Fatma janji bu fatma akan menjaga adik, IBU SURGA KAMI .Semoga amal dan ibadah ibu diterima disisi ALLAH swt.

PROFIL PENULIS
Nama : Diah Ayu Fatmawati
Sekolah : SMAN 1 KENCONG
Umur : 15 thun
Cita-Cita : Polwan
Hobby : model
Tentang: selain sekolah aku juga ingin menjadi model.
Facebook: Diah Ayu Fatmawati

Demikianlah ulasan dari Seputarpengetahuan.co.id tentang Cerpen Motivasi , semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.

Daftar Isi