Karmina : Pengertian, Ciri, Struktur Dan Contohnya – Apakah yang di maksud dengan Karmina?, Pada kesempatan ini Seputarpengetahuan.co.id akan membahasnya dan tentunya tentang hal lain yang juga melingkupinya.Mari kita simak bersama pembahasannya pada artikel di bawah ini untuk lebih dapat memahaminya.
Karmina : Pengertian, Ciri, Struktur Dan Contohnya
Pantun merupakan salah satu diantara jenis-jenis puisi lama yang terdiri atas empat baris dan mempunyai pola rima akhir a-b-a-b. Jenis-jenis pantun berdasarkan bentuknya terdiri atas pantun biasa, pantun berkait dan contohnya dalam bahasa Indonesia, contoh pantun talibun, serta contoh pantun karmina.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karmina diartikan sebagai pantun dua seuntai yang terdiri atas dua baris, di mana baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. Adapun pola rima persajakan akhir karmina adalah a-a.
Karmina biasanya digunakan sebagai media untuk menyatakan sindiran atau ungkapan secara langsung yang termaktub di bagian isi (baris kedua) karmina. Sebetulnya, karmina sendiri merupakan pantun yang terdiri atas 4 baris dan tiap barisnya mengandung suku kata sebanyak 4 sampai 5 suku kata. Namun, seiring berjalannya waktu, bentuk karmina pun menjadi dua baris dan mempunyai suku kata sebanyak 8-12 suku kata.
Karmina adalah Salah satu karya sastra klasik yang hampir punah di era modern ini. Dan banyak dari sebagian orang yang tidak mengenal apa yang di maksud karmina. Karmina merupakan suatu bagian dari jenis pantun yang telah ada pada abad ke-16.
Mengapa di sebut karmina karena pada awalnya karya sastra klasik ini hanya terdiri dari dua baris dengan sajak a – a. Pada baris yang pertama berisi sampiran dan baris yang kedua berisi isi atau pantun.
Seperti kebanyakan pantun pada umumnya karmina menggunakan kata atau kalimat kiasan pada bait pertama untuk mengumpamakan suatu objek atau perilaku, Sedangkan pada bait kedua berisi penjelasan yang merupakan isi dari pantun tersebut.
Pada bait kedua ini pembaca akan memahami maksud dari karmina sehingga mudah dipahami secara langsung. Di tengah masyarakat tradisional zaman dahulu, karmina sering diucapkan oleh sebagian masyarakat untuk menegur seseorang dengan lebih sopan. Namun kebanyakan sebagian orang tidak paham bahwa perumpaan itu merupakan jenis pantun karmina.
Pantun karmina biasa disebut juga dengan jenis pantun yang tidak langsung atau pantun kilat. Karena hanya terdiri dari dua baris dan menggunakan gaya bahasa yang lugas dan tepat sasaran.
Namun sayangnya di abad 21 ini banyak dari kita sudah melupakan karya sastra klasik ini. Oleh sebab itu mari kita angkat serta kita kenal kembali sastra dengan mempelajari dan mengajarkannya kepada anak cucu keturunan kita.
Ciri Ciri Karmina
- Karmina terdiri dari 2 baris
- Karmina bersajak a-a atau b-b
- Baris pertama disebut sampiran
- Baris kedua disebut isi
- Setiap baris pada karmina terdiri dari 8-12 suku kata atau 4 suku kata
- Dan di antara sampiran serta isi tidak ada hubungan dengan yang lain nya
- Terkandung dua hal yang bertentangan, yakni rayuan maupun perintah
- Pada setiap baris harus selalu diakhiri dengan tanda koma, kecuali pada baris keempat yakni selalu diakhiri dengan tanda titik
Struktur Karmina
Dari penjelasan ciri karmina di atas, dapat diketahui bahwa struktur karmina terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan sampiran atau kiasan karmina. Sementara itu, baris kedua merupakan isi dari pantun karmina. Isi dari karmina sendiri dapat berupa pernyataan lugas ataupun sindiran pada suatu hal. Agar pembaca lebih paham, berikut disajikan beberapa contoh karmina beserta dengan penjelasan strukturnya.
(1) Ikan lele ada di pasar→ sampiran; suku katanya berjumlah 9 buah; berima akhir -ar (a).
masalah diri jangan diumbar→ isi; suku katanya berjumlah 10 buah; berima akhir -ar (a).
(2) Bulan sabit bulan purnama→ sampiran; suku katanya berjumlah 9 buah; berima akhir a (a).
Orang pelit banyak dosanya→ isi; suku katanya berjumlah 9 buah[ berima akhir a (a).
(3) Kucing jantan kucing betina→ sampiran; suku katanya berjumlah 9 buah; berima akhir a (a).
Tiap orang ada jodohnya→ isi; suku katanya berjumlah 9 buah; berima akhir a (a)
(4) Kucing garong kucing betina→ sampiran; suku katanya berjumlah 9 buah; berima akhir a (a).
Kalau bohong masuk neraka→ isi; suku katanya berjumlah 9 buah; berima akhir a (a).
(5) Tempe tahu dari kedelai→ sampiran; suku katanya berjumlah 9 buah; berima akhir -ai (a).
Jadi orang janganlah lalai→ isi; suku katanya berjumlah 9 buah; berima akhir -ai (a).
Contoh Karmina
Jiwa santun jiwanya sehat
Inilah pantun kilat nasehat
Ada bedak obat campak
Ilmu banyak hidupnya enak
Ikan nilam dikapal karam
Ilmu dalam jiwapun tentram
Makan soto babat dibatu jajar
Ilmu didapat dengan belajar
Minum susu dengan roti
Carilah ilmu dengan sepenuh hati
Bunga bermekah kayu terbongkah
Rajin sedekah hiduppun berkah
Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
Burung terbang ke dermaga
Ganteng itu adalah setia
Setiap burung terbang ke dahannya
Setiap orang pulang ke rumahnya
Air panas di dalam panci
Kurang pantas meninggikan hati
Anak tersesat dicari ibunya
Orang sesat susah hidupnya
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Buah nangka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Kepala diparut enak rasanya
Biar perutnya gendut baik hatinya
Ikan kakap makan kepompong
Banyak cakap suka bohong
Ada tong rusak besinya
Orang sombong susah hidupnya
Lima bunga satu tangkai
Suami setia sayang istri
Bulan bersinar bintang cemerlang
Anak rajin belajar prestasi gemilang
Tari saman indah gerakannya
Tanda iman lapang dadanya
Iklan sembilang di balik batu
Sudah dibilang jangan menganggu
Ikan sepat hidup di laut
Siapa cepat dia yang dapat
Api disulut di pohon jati
Lain di mulut lain di hati
Gelatik terbang ke awan
Cantik itu dermawan
Ada jelaga di kereta
Mata terjaga hati tertata
Buahnya ranum kulitnya luka
Bibir tersenyum banyak yang suka
Tari saman indah gerakannya
Tanda iman lapang dadanya
Ikan kakap makan kepompong
Banyak cakap suka bohong
Air panas di dalam panci
Kurang pantas memuji diri
Kucing garong kucing betina
Kalau bohong masuk neraka
Parfum dicium harum baunya
Baca Al-Quran paham maknanya
Tiada umat sepandai Nabi
Turutlah ilmu sebelum mati
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu preman sekarang uztad
Kelapa diparut enak rasanya
Biar perutnya gendut baik hatinya
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Sudah garahu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula.
Parfum dicium harum baunya
Baca Al-Quran paham maknanya
Banyak udang banyak garam
Banyak orang banyak ragam
Mencari talas didalam hutan
Orang malas tak punya masa depan
Jika hidup tanpa pegangan
Semua berakhir dengan angan-angan
Kalau sudah malas belajar
Masa depan sulit dikejar
Ada jelaga dikereta
Mata terjaga hati tertata
Buah ranum kulitnya luka
Bibir tersenyum banyak yang suka
Burung irian burung cendrawasih
Cukup sekian dan terima kasih
Candi mendut rusak jalannya
Orang gendut banyak makannya
Situ bagendit jangan dicaci
Kakek genit digoda banci
Ikan kakap makan kepompong
Banyak cakap suka bohong
Didanau rumpun bambu ada buaya
Kalau tak tahu jangan malu tanya
Air panas di dalam panci
Kurang pantas memuji diri
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senang hati
Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak ,kami tak ingin
Kayu lurus didalam gudang
Sapi kurus banyak tulang
Ayam jago terbang ke awan
Ayo kita menjadi kawan
Ikan sembilang di balik batu
Sudah dibilang jangan mengganggu
Bagian 2 :
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu preman sekarang ustadz
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Buah nangka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Kelapa diparut enak rasanya
Biar perutnya gendut baik hatinya
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
Parfum dicium harum baunya
Baca Al-Quran paham maknanya
Tiada umat sepandai Nabi
Turutlah ilmu sebelum mati
Siapkanlah bekal menjelang wafat
Dengan sebarkan ilmu yang bermanfaat
Kiri kanan berbatang sepat
Perut kenyang ajaran dapat
Limau purut di tepi rawa
Sakit perut sebab tertawa
Dahulu parang,sekarang besi
Dahulu sayang,sekarang benci
Sudah garahu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Jalan – jalan ke trotoar
Walau kampungan tapi pintar
Burung elang burung kutilang
Aku pulang membawa uang
Tas hitam di atas meja
Saya cakep siapa yang punya
Bagian 3 :
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Kura – kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu
Gelatik di pohon jati
Cantik yang tetap baik hati
Gelatik mematuk kayu ubi
Cantik itu yang berbudi
Gelatik berada dalam rumah
Cantik itu beradab yang ramah
Gelatik menghirup buah salak
Cantik itu karena akhlak
Gelatik mematuk pohon polong
Cantik itu suka menolong
Gelatik burung yang kicauan
Cantik itu karna beriman
Gelatik berada di pohon lada
Cantik itu yang berlapang dada
Gelatik terbang ke atas awan
Cantik itu yang dilihat dermawan
Gelatik main di suatu batu
Cantik itu kalau membantu
Ada jelaga di kereta
Mata terjaga hati tertata
Buahnya ranum kulitnya luka
Bibir tersenyum banyak yang suka
Demikianlah ulasan dari Seputarpengetahuan.co.id tentang Karmina : Pengertian, Ciri, Struktur Dan Contohnya, semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.
Daftar Isi