√ Permasalahan Pembelajaran Matematika di Sekolah (Bahas Lengkap)

Permasalahan Pembelajaran Matematika di Sekolah (Bahas Lengkap) – Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan  Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi dalam hal mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Permasalahan Pembelajaran Matematika di Sekolah (Bahas Lengkap)

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya  saing dalam menghadapi tantangan global.

Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan sekolah yang dapat memengaruhi peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan  upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial.

Penyebab Rendahnya Daya Tarik Pembelajaran Matematika

Rendahnya kualitas pembelajaran matematika akan berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa, hal ini ditemukan oleh banyak faktor yang secara umum terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar guru, misalnya; kurikulum, daya dukung, pembelajaran, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri guru itu sendiri, misalnya kemampuan guru matematika dalam mengemas pembelajaran.

Oleh karena itu guru perlu mendapat pembinaan dengan media audio visual. Dari proses pembinaan dengan media audio visual tersebut dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika terutama pada aspek kegiatan pendahuluan (membuka pelajaran), kegiatan inti, penguasaan materi pelajaran, penggunaan teknik tanya jawab (interaksi), pengolahan kelas/waktu/materi, penggunaan media belajar, penggunaan bahasa, dan penilaian belajar.

Konten matematika adalah hal yang abstrak dan objek dasar matematika meliputi fakta, konsep, prinsip, skill, dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penyampaian materi ini jelas guru harus memperhatikan siswanya. Untuk itu perlu suatu cara yang tepat agar siswa dapat memahami dengan baik dan benar, sehingga siswa akan memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Untuk melaksanakan kegiatan seperti di atas guru harus memahami apa yang seharusnya dilakukan dalam proses pembelajaran sesuai dengan salinan Permendiknas No. 19 th 2007 tentang Standar Pengelolaan pad,

Bagian 5c, 4) berbunyi:

“Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu: (a) meningkatkan rasa ingin tahunya; b) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan; c) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi; d) mengolah informasi menjadi pengetahuan; e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah; f) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.”

Dan bagian 5c, 7 berbunyi:

“Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran yang diampunya dengan cara: a) merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir; b) menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajara; c) menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia secara efektif dan efisien; d) memerhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik dan pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan khusus bagi peserta didik yang mampu belajar dengan cepat sampai lambat; e) memperkaya kegiatan melalui lintas kurikulum, hasil-hasil penelitian dan penerapannya; f) mengarahan kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan kurikulum yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kratif, mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah. “

Untuk memunculkan itu tentunya tidak boleh lepas dari peran pengawas, untuk itu pengawas harus memiliki kemampuan sesuai dengan yang tercantum dalam salinan Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah. Pada bagian B2 tentang kompetensi supervisi akademik.

Permasalahan Pembelajaran Matematika di Sekolah

Bagian 3.6 berbunyi:

Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengaj yang sejenis.

Dan juga disebutkan oleh Profesor Dr. H. Nana Sudjana bahwa:

Pengawas harus terampil mengaplikasikan konsep dan prinsip pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran pada saat melaksanakan pengawasan dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran. Untuk itu pengawas sekolah harus dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal. Pelaksanaan supervisi dalam hal ini berbentuk pembinaan.

Demikanlah pembahasan kita kali ini mengenai Permasalahan Pembelajaran Matematika di Sekolah (Bahas Lengkap), semoga artikel diatas dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita. Terimakasih 🙂