Sifat Allah : Sifat Wajib, Sifat Mustahil, Sifat Jaiz dan Penjelasannya

Sifat Allah : Sifat Wajib, Sifat Mustahil, Sifat Jaiz dan Penjelasannya – Apa sajakah Sifat sifat Allah yang perlu kita pahami.Pada kesempatan kali ini Seputarpengetahuan.co.id akan membahas tentang Sifat Sifat Allah beserta penjelasannya. Mari kita simak bersama pembahasannya pada artikel di bawah ini untuk lebih dapat memahaminya.

Sifat Allah : Sifat Wajib, Sifat Mustahil, Sifat Jaiz dan Penjelasannya


Sifat -sifat Allah SWT merupakan sifat yang dimiliki oleh Allah SWT yang maha agung dan maha sempurna.
Allah adalah pencipta serta penguasa bagi alam semesta, dan semua nilai kebenaran yang mutlak hanya ada dan hanya bergantung kepada-Nya. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa Allah itu Maha tinggi, Maha Kuasa, Maha Dekat, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Pengasih dan Penyayang, dan sifat-sifat lainnya yang menjadikan Allah SWT sempurna.

Dan sebagai umat muslim dan beragama islam, kamu wajib mempercayai bahwa terdapat sifat keempurnaan yang tak terhingga bagi Allah SWT.Secara umum Sifat Sifat Allah di bagi dalam tiga kategori yaitu Sifat Wajib,sifat Mustahil dan Sifat Jaiz


Sifat Wajib Allah

Karena banyaknya sifat itu, Abu Manshur Al-Maturidi, seorang ulama mahir akhirnya memberikan batasan 20 sifat wajib yang harus ada pada Allah. Dengan demikian, setiap zat yang tidak memiliki sifat-sifat disebutkan, dapat dipastikan bahwa ia bukanlah Allah SWT.

Apa itu sifat wajib Allah? Sifat wajib Allah dapat dikatakan sebagai sifat yang harus ada pada Allah. Menurut Syekh Muhammad as-Sanusi, dalam Syarh Umm al-Barahain. Sifat ini bermakna wajib ‘aqli yang artinya segala sesuatu yangmenurut rasio sudah pasti adanya ataupun tidak bisa diterima ketiadaannya.

Sifat wajib Allah terbagi menjadi empat klasifikasi yaitu :

Nafsiah

Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Dzat Allah. Sifat nafsiyah ini hanya ada satu, yaitu

  • Wujud (ada)

Wujud artinya bahwa Allah itu ada (wujud). Suatu ketidakmungkinan jika Allah itu a’dam atau tidak ada eksistensinya. Sifat ini wajib ada dan sifatnya abadi. Sesuai dengan firman Allah SWT QS. Ibrahim: 10 yang artinya “Tidak ada keraguan akan adanya Allah”.

Salbiah

Sifat Salbiyah yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sesuai, tidak layak dengan kesempurnaan Dzat-Nya. Sifat salbiyah ini ada lima, yaitu:

  • Qidam

Al Qidam itu artinya Allah itu maha terdahulu atau qidam. Tidak mungkin jika Allah bersifat huduts atau baru. Seperti pada firman Allah QS. Al Hadiid b57] : 3. Buktibukti bahwa Allah Maha terdahulu adalah adanya bumi, langit, dan lainnya.

  • Baqa’

Al Baqo’ artinya Allah SWT Maha kekal. Suatu kemustahilan jika Allah bersifat fana’ atau binasa. Seperti halnya firman Allah QS. Al Furqoon b25] : 58).

  • Mukhalafatu lil-hawadits

Sifat ini mengartikan bahwa Allah SWT itu berbeda atau tidak menyerupai atau tidak sama dengan makhluk-Nya. Suatu kemustahilan jika Allah SWT itu menyerupai makhluk-Nya. Seperti yang tertuang pada firman Allah SWT QS. Asy Syuuro b42] : 11

  • Qiyamuhu Binafsihi

Sifat ini mengartikan bahwa Allah SWT itu dapat berdiri dengan sendirinya tanpa bantuan makhluk. Suatu kemustahilan jika Allah SWT memiliki sifat iftiqoorullah atau berhajat/membutuhkan makhluk-Nya. Sesuai dengan firman Allah SWT QS. Al Ankabuut b29] : 6.

  • Wahdaniyyah

Sifat ini mengartikan bahwa Allah SWT itu bersifat satu. Suatu kemustahilan jika Allah itu memiliki jumlah yang banyak. Seperti yang tertuang dalam firman Allah SWT QS. Al Mu’minuun b23] : 91

Ma’ani

Sifat Ma’ani yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh, yaitu:

  • Qudrat (Berkuasa)

Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.

Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun. Dalil Naqli sifat Qudrot

“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al- Baqarah [2]:20)

  • Iradat (berkehendak)

Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.

Dalil Aqli sifat Irodat. Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akanberakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun. Dalil Naqli sifat Irodat.

“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki”. (QS. Hud[50]:107)

  • Ilmu (Mengetahui)

Artinya Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?.

Dalil Aqli sifat Ilmu Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat barang makhluk sedikitpun. Dalil Naqli sifat Ilmu

“Dan dia maha mengetahui segala sesuatu”. (QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)

  • Hayat (Hidup)

Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya. Contohnya : Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.

Dalil Aqli sifat hayat Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta. Dalil Naqli sifat Hayat Firman Allah :

“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati”. (QS. Al- Furqon [25]:58)

  • Sama’ (Mendengar)

Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu. DALIL :

”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al Maidah :76)

  • Basar ( Melihat )

Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT. DALIL:

”………Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” … (al-Baqarah: 265)

Dengan memahami sifat besar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati- hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT.

  • Kalam ( Berbicara / Berfirman )

Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. DALIL :

”……. Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas” (QS AnNisa’ :164)

Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.

Ma’nawiah

Sifat Ma’nawiyah adalah kelaziman dari sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat Ma’nawiyah. Jumlah sifat ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu:

  • Qadiran

Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan)

“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu“ (QS. Al Baqarah :20).

  • Muridan

Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu).Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.

“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ … (QS. Hud :107)

  • ‘Aliman

Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu).

Mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.

“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)

  • Hayyan

Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup).

Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah. DALIL

“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“ (QS. Al Furqon :58)

  • Sami’an

Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar).

Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya. DALIL

“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).

  • Basiran

Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap- tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).

Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik. DALIL

“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)

  • Mutakalliman

Yaitu (Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu)

Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.


Sifat-Sifat Mustahil bagi Allah

Adapun lawannya adalah mustahil ‘aqli, yakni segala sesuatu yang menurut rasio tidak ada atau tidak bisa diterima keberadaannya. Sedangkan yang terakhir adalah jaiz ‘aqli,yakni sifat yang bisa jadiada maupun tidak ada menurut rasio.

Sifat Mustahil Bagi Allah artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada Allah Swt. Sifat Mustahil Allah merupakan Lawan Kata/Kebalikan dari Sifat Wajib Allah Berikut dibawah ini adalah 20 sifat-sifat mustahil bagi Allah swt.

  • ‘Adam, artinya tiada (bisa mati)
  • Huduth, artinya baharu (bisa di perbaharui)
  • Fana’, artinya binasa (tidak kekal/mati)
  • Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhlukNya
  • Qiyamuhu Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
  • Ta’addud, artinya berbilang – bilang (lebih dari satu)
  • ‘Ajz, artinya lemah (tidak kuat)
  • Karahah, artinya terpaksa (bisa di paksa)
  • Jahl, artinya jahil (bodoh)
  • Maut, artinya mati (bisa mati)
  • Syamam, artinya tuli
  • ‘Umy, artinya buta
  • Bukm, artinya bisu
  • Kaunuhu ‘Ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya)
  • Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa (dalam keadaannya)
  • Kaunuhu Jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya)
  • Kaunuhu Mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya)
  • Kaunuhu Asam, artinya tuli (dalam keadaannya)
  • Kaunuhu A’ma, artinya buta (dalam keadaannya)
  • Kaunuhu Abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)

Sifat Allah : Sifat Wajib, Sifat Mustahil, Sifat Jaiz dan Penjelasannya

Sifat Jaiz Bagi Allah

Sifat Jaiz bagi Allah artinya boleh bagi Allah Swt mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut juga sebagai “mumkin”. Mumkin ialah sesuatu yang boleh ada dan tiada.

Ja’iz artinya boleh-boleh saja, dengan makna Allah Swt menciptakan segala sesuatu, yakni dengan tidak ada paksaan dari sesuatupun juga, sebab Allah Swt bersifat Qudrat (kuasa) dan Iradath (kehendak), juga boleh – boleh saja bagi Allah Swt meniadakan akan segala sesuatu apapun yang ia mau.

Untuk Mempelajari Ilmu Tauhid Ini, Kita Harus Mencari Guru yang Baik secara Keilmuan dan juga Pengamalan dalam kehidupannya sehari hari, dan lebih utama adalah seorang guru yang memiliki sanad sampai dengan ke Bagian Rasullulah SAW, karena guru yang seperti ini akan sulit didapatkan, kuncinya adalah seorang guru yang bisa mengubah diri jasad dan diri keruhanian kita sendiri dalam pengamalan kehidupan sehari hari.

Demikianlah ulasan dari Seputarpengetahuan.co.id tentang Sifat Allah , semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya

Daftar Isi