Jangka Sorong : Fungsi, Bagian, Jenis, Cara Menghitung dan Contoh Soal

Jangka Sorong : Fungsi, Bagian, Jenis, Cara Menghitung dan Contoh Soal – Apakah itu yang di sebut Jangka Sorong ? Pada kesempatan ini Seputarpengetahuan.co.id akan membahas tentang Jangka Sorong dan hal-hal yang melingkupinya. Mari kita simak bersama artikelnya di bawah ini untuk lebih dapat memahami.

Jangka Sorong : Fungsi, Bagian, Jenis, Cara Menghitung dan Contoh Soal


Jangka sorong adalah alat yang dapat mengukur panjang dan ketebalan suatu benda dangan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik yaitu ±0.05 mm.Jangka sorong biasanya digunakan oleh para engineer untuk mengukur diameter benda atau lubang pipa. Tidak hanya itu, benda ini juga dapat mengukur kedalaman atau ketinggian sebuah lubang kecil.

Orang yang kali pertama menemukan alat pengukur ini tak lain adalah sosok yang bernama Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. “Vernier” sendiri dijadikan nama skala dalam pengukuran jangka sorong tersebut.Penemu jangka yang satu ini juga merupakan penemu dan eponim dari skala vernier. Skala vernier biasa dipakai dalam perangkat pengukuran pada jangka sorong.

Penemu yang bernama lengkap Pierre Vernier ini lahir pada 19 Agustus 1580 di Ornans, Franche-Comté, Spanyol Habsburg yang kini menjadi negara Prancis. Ia meninggal pada 14 September 1637 di lokasi yang sama dengan tempat kelahirannya. Vernier sang penemu jangka sorong ini tak lain adalah ahli matematika Prancis dan penemu instrumen.


Fungsi Jangka Sorong

Berikut beberapa fungsi jangka sorong atau vernier caloper dalam pengukuran suatu benda :

  • Untuk mengukur tinggi suatu benda yang bertingkat.
  • Untuk mengukur ketebalan suatu benda. Benda yang diukur bisa berbentuk bulat, kubus, bujur sangkar, balok, persegi, dan masih banyak lagi.
  • Untuk mengukur inner ring atau bagian dalam suatu benda.
  • Untuk mengukur outer ring atau bagian luar benda.
  • Mengukur kedalaman benda.

Bagian-Bagian Jangka Sorong

  • Rahang Dalam
    Terdiri dari 2 rahang, yaitu rahang geser atau sorong dan rahang tetap. Rahang dalam berfungsi mengukur diameter luar serta ketebalan benda.
  • Rahang Luar
    Rahang luar juga mempunyai 2 rahang seperti rahang dalam. Fungsi rahang luar untuk mengukur diameter dalam suatu benda.
  • Depth probe
    Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman dari suatu benda.
  • Skala Utama (cm)
    Berfungsi untuk menyatakan hasil pengukuran utama dalam satian centimeter.
  • Skala Utama (inchi)
    Berfungsi untuk menyatakan hasil pengukuran dalam satuan inchi.
  • Skala nonius (dalam 1/10 mm)
    Untuk setiap garis skala menunjukan 1/10 mm. Tetapi ada juga yang memiliki skala 1/20, dll. Sepuluh skala nonius memiliki panjang 9 mm, sehingga jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 mm. Dengan demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1 mm – 0,9 mm = 0, 1 mm atau 0,01 cm. Dengan melihat skala terkecil dari benda di atas, maka ketelitian dari benda tersebut adalah setengah dari skala terkecil benda tersebut, yakni: 0,005 cm
  • Skala Nonius (untuk inchi)
    Menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi
  • Tombol pengunci
    Berfungsi untuk menahab baian – bagian yang bergerak, sehingga pemakai bisa mengukur dengan lebih mudah.

Jenis-Jenis Jangka Sorong

Benda tersebut memiliki dua jenis yang masing-masing mempunyai perbedaan dalam membaca skala yakni :

  • Jangka sorong analog (manual)

gambar jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jenis ini biasanya sering digunakan dalam praktikum di sekolahan. Cara memakai alat ukur ini masih manual, sehingga memerlukan ketelitian yang lebih. Selain itu, untuk mengetahui hasil pengukurannya harus kita hitung terlebih dahulu.

  • Jangka sorong digital

Jenis ini merupakan perkembangan dari jangka sorong analog. Umumnya model digital ini jarang ditemui dalam praktik sekolah. Jenis vernier caliper digital memiliki layar digital yang dapat muncul nilai dari benda yang diukur tanpa harus menghitung secara manual.Dengan menggunakan model jenis ini akan mempermudah dan mempercepat mengukur benda – benda. Namun, dari segi harga jangka sorong jenis digital ini lebih mahal daripada jenis manual.

  • Jangka sorong arloji/jam

yaitu jangka sorong yang pembacaannya menggunakan jarum ukuran analog yang ditempelkan pada bagian muka (dengan stopper). Jangka sorong jam memakai jam ukur sebagai ganti skala nonius dalam menginterpolasikan posisi garis indeks reltif terhadap skala pada batang ukur. Gerakan translasi peluncur diubah menjadi gerakan putaran jarum penunjuk dengan perantaraan roda gigi pada poros jam ukur dan batang bergigi yang dilekatkan di sepanjang batang ukur.

  • Jangka Sorong Ketinggian

Suatu jenis mistar ingsut yang berfungsi sebagai pengukuran ketinggian disebut jangka sorong ketinggian atau kaliber tinggi. Alat ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang bergerak vertikal pada batang berskala yang tegak lurus dengan landasannya.

Permukaan rahang ukur dibuat sejajar dengan alas, sehingga garis ukur akan tegak lurus dengan permukaan di atas mana landasan diletakkan. Oleh karena itu, dalam pemakaiannnya jangka sorong ketinggian ini memerlukan permukaan rata sebagai acuan, yang dlam hal ini bisa dipenuhi oleh meja rata.

Cara Menggunakan Jangka Sorong Dengan Mudah

Mengendurkan baut pengunci, kemudian geser rahang pelan – pelan, diperkirakan sesuai dengan ukuran benda yang sedang diukur, Pastikan ketika rahang tertutup menunjukkan angka nol.
Setelah alat siap untuk mengukur, bersihkan permukaan rahang dan benda yang akan diukur. Jangan sampai ada kotoran yang menempel pada keduanya. Karena dapat berpengaruh pada keakuratan pengukuran.
Mengapit benda yang diukur dengan menutup rahang yang dibuka tadi. Kemudian kita bia melihat skala utama dan skala noniusnya.


Cara Menghitung dan Membaca Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Dalam membaca hasil pengukuran jangka sorong, kita akan melihat dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala nonius (vernier). Skala utama terdiri dari deretan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5 cm, dan seterusnya yang berada pada bagian tetap. Ada juga skala utama dalam satuan inci pada bagian atasnya, sama seperti penggaris mistar. Kemudian pada bagian yang bisa digeser adalah skala nonius untuk menunjukkan satuan 0,1 mm.

Contoh Pertama :

mengukur jangka sorongPada gambar di atas menunjukkan bahwa skala utama pada Jangka Sorong yang dekat dengan angka 0 terlihat di angka 4,7 cm atau 47 mm. Kemudian garis skala nonius (vernier) yang sejajar lurus dengan garis skala di atasnya adalah terletak di garis skala 4, yang artinya 0,4 mm. Sehingga ukuran benda dari pengukuran dengan jangka sorong tersebut adalah:

47 mm + 0,4 mm = 47,4 mm atau 4,74 cm

Contoh Kedua :

pada gambar di atas ini diumpamakan sebuah benda kecil (merah) yang akan diukur ketebalannya. Kita akan membaca dan mengetahui ketebalan bola merah ini. Untuk membaca dan mengetahui ukuran benda merah tersebut, pertama kita lihat dulu angka yang tertera pada skala utama (main scale).

Lihatlah bagian garis dari skala utama yang terdekat dengan angka 0 pada skala vernier. Ternyata bagian skala utama yang terdekat dengan angka 0 (nol) pada skala vernier adalah 1,1 cm atau 1 cm lebih 1 mm atau 11 mm. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah kita lihat dua garis skala pada skala utama dan skala vernier yang sejajar atau paling lurus atau paling berhimpitan. Ternyata dua garis skala yang sejajar lurus tersebut terletak di antara angka 6 dan 7, atau artinya 0,65 mm.

Nah, untuk mengetahui ukuran ketebalan benda merah yang kita ukur tersebut, caranya dengan menjumlahkan kedua angka yang sudah kita peroleh pada skala utama (11 mm) dan skala vernier (0,65 mm)

11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm

Jadi hasil pengukuran benda merah tersebut adalah 11,65 mm atau 1,165 cm.

Nah, demikianlah cara membaca hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong. Untuk contoh-contoh di atas, setiap garis skala vernier-nya mewakili 0,1 mm sehingga lebih gampang dalam menghitungnya. Beberapa jangka sorong yang dijual di pasaran memiliki beberapa jenis variasi, misalnya satu garis skala vernier-nya mewakili 0,02 mm ataupun 0,05 mm, sehingga angka yang ditunjukkan pada garis yang sejajar lurus pada kedua skala tersebut harus dikalikan dengan 0,02 atau 0,05.


Contoh Soal


Soal 1
Perhatikan gambar pengukuran menggunakan diameter koin menggunakan jangka sorong di bawah ini!

Hasil pengukuran diameter koin menggunakan jangka sorong di atas adalah ….
A. 2,03 cm
B. 2,08 cm
C. 2,11 cm
D. 2,23 cm
E. 2,28 cm

Pembahasan :
Hasil ukur = skala utama + skala nonius = 2,20 cm + 0,08 cm = 2,28 cm

Jawaban : E

Jangka Sorong : Fungsi, Bagian, Jenis, Cara Menghitung dan Contoh Soal


Soal 2.

Jangka sorong dengan ketelitian 0.02 mm. Hitunglah hasil pengukurannya !

Penyelessaian :
Hasil pengukuran = Angka nominal (A) + Angka desimal (B)
Angka nominal = 9 garis (1 garis = 1 mm)
Angka desimal = 13 garis (1 garis = 0.02 mm)

Hasil pengukuran = (9 x 1 mm) + (13 x 0.02 mm)
= 9 mm + 0.26 mm
= 9.26 mm.


Soal 3.
Perhatikan gambar jangka sorong berikut.

Besar menggunakan jangka sorong berdasarkan gambar di atas adalah ….
A. 3,59 cm
B. 3,62 cm
C. 4,18 cm
D. 4,24 cm
E. 4,57 cm

Pembahasan :
Hasil ukur = skala utama + skala nonius = 4,20 cm + 0,04 cm = 4,24 cm

Jawaban : D

Demikianlah ulasan dari Seputarpengetahuan.co.id tentang Jangka Sorong , semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.

Daftar Isi