√ Pengertian Transpor Pasif, Jenis dan Contohnya (Bahas Lengkap)

Pengertian Transpor Pasif, Jenis dan Contohnya (Bahas Lengkap) – Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang Transpor Pasif. Yang meliputi pengertian, jenis-jenis dan contoh transpor pasif dengan pembahasan lengkap dan mudah dipahami. Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah ini dengan seksama.

Pengertian Transpor Pasif, Jenis dan Contohnya (Bahas Lengkap)

Mari kita bahas pengertiannya terlebih dahulu dengan seksama.

Pengertian Transpor Pasif

Transpor pasif merupakan jenis tranpor ion, molekul, dan senyawa yang tidak membutuhkan energi untuk melalui membran plasma. Transpor pasif bisa terjadi apabila terdapat perbedaan konsentrasi antara dua zat atau larutan.

Susunan dan struktur membran sel terdiri atas 50% lemak dan 50% protein, menjadikan organel sel ini memiliki sifat semipremeabel atau selektif permeabel, yakni hanya bisa diukur melalui air dan zat tertentu yang laurt bersamaan menjadikan ia berfungsi sebagi pengatur gerakan materi atas transportasi dari dan keluar sel.

Jenis-Jenis Transpor Pasif

Adapun jenis atau macam-macam transpor pasif antara lain:

Difusi
difusi

Difusi merupakan peristiwa mengalir atau terjadi perpindahan suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi di dua larutan disebut dengan gradien konsentrasi.

Difusi akan terus terjadi sampai semua partikel tersebut luar secara merata atau mencapai kondisi kesetimbangan yang mana perpindahan molekuk tetap terjadi meskipun tidak ada perbedaan konsentrasi.

Contoh aktivitas difusi antara lain pemberian gula di cairan teh tawar yang semakin lama cairan menjadi manis; uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi yakni difusi molekuler, difusi ini terjadi apabila terbentuk perpindahan dari lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida

Sedangkan contoh difusi yang dijalankan oleh sel hidup adalah peristiwa masuknya oksigen (O2) dan keluarnya karbon dioksida (CO2). Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kecepatan difusi, antara lain:

  • Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin cepat partikel tersebut bergerak, menjadikan kecepatan difusi semakin tinggi.
  • Ketebalan membran. Semakin tebal membran, maka semakin lambat atau berkurang kecepatan difusi
  • Luas suatu area. Semakin besar luas area, maka semakin cepat kecepatan difusinya.
  • Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat, maka semakin cepat juga kecepatan difusinya.

Osmosis
osmosis

Osmosis merupakan peristiwa khusus transpor pasif, yang mana molekul air berdifusi melalui membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik, yakni larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi.

Larutan hipotonik adalah larutan yang konsentrasi terlarutnya rendah; dan larutan isotonik merupakan dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlalut sama. Jika ada dua larutan dengan konsentrasi yang tidak sama, maka molekul air melalui membran sampai kedua larutan seimbang.

Dalam proses osmosis, di larutan hipertonik beberapa besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) menjadikan hanya sedikit molekul air yang bebas dan dapat melalui membran.

Sedangkan pada larutan hipotonik mempunyai lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat molekul terlarut), menjadikan lebih banyak molekul air yang melewati membran. Karena itu, dalam osmosis aliran netto molekul air yakni dari larutan hipotonik ke hipertonik.

Proses osmosis terjadi pula pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi apabila ada pada larutan yang berbeda. Sel yang berada di laturan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal itu, sel akan memperoleh dan kehilangan air yang sama.

Banyak hewan laut, misalnya bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) yang mempunyai cairan sel bersifat isotonik dengan lingkungannya. Apabila sel yang di larutan hipotonik, maka sel tersebut akan memperoleh banyak air, menjadikan dapat mengakibatkan lisis (pada sel hewan) atau turgiditas tinggi(pada sel tumbuhan).

Begitu juga sebaliknya, apabila yang berada di larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekuk air, menjadikan sel menjadi kecil dan bisa mengakibatkan kematian. Di hewan, untuk dapat bertahan dalam lingkungna yang hipo atau hipertonik, maka dibutuhkan pengaturan keseimbangan air, yakni dalam proses osmoregulasi.

Contoh peristiwa osmosis antara lain yakni air laut yang walaupun mempunyai beragam jenis zat terlarut, molekul airnya tetap akan bergerak ke larutan gula yang berkonsentrasi sangat tinggi.

Difusi Terfasilitasi (Difusi Terbantu)

Difusi Terfasilitasi

Difusi terbatu atau transpor pasif difusi yang memerlukan bantuan protein, sepertin enzim. Contoh transpor pasit melewati difusi terbantu bisa dijumpai pad bakteri E.Coli. Apabila dipindahkan ke medium yang berisi laktosa, maka bakteri tersebut metabolismenya akan menurun.

Salah satu penyebabnya adalah membran selnya tidak bisa dilalui oleh laktosa (impermeabel). Tetapi sesudah beberapa menit, laktosa mulai bisa masuk karena terbentukynya enzim permease dalam sel.

Enzin permease merupakan protein membran sel yang menciptakan jalan untuk laktosa supaya dapat melewati dua lapis fosfolipid membran sel. Difusi tergantung di suatu mekanisme transpor dari membran sel seperti permease ini dinamakan dengan difusi terbantu.

Demikianlah telah dijelaskan tentang Pengertian Transpor Pasif, Jenis dan Contohnya (Bahas Lengkap), semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.

Daftar Isi