Monolog : Pengertian, Sejarah, Karakteristik, Jenis dan Contohnya

Monolog : Pengertian, Sejarah, Karakteristik, Jenis dan Contohnya – Apa itu Monolog? Kata monolog lebih banyak ditujukan untuk kegiatan seni terutama seni peran dan teater. Mari kita simak pembahasan selanjutnya di bawah ini untuk lebih memahami apa itu monolog sebenarnya.

Monolog : Pengertian, Sejarah, Karakteristik, Jenis dan Contohnya

Monolog merupakan suatu istilah yang diambil dari dua kata yaitu mono dan log serta memiliki arti masing-masing. Mono berarti satu sedangkan log bermula dari kata logi yang artinya ilmu. Secara harfiah, monolog merupakan suatu ilmu terapan yang mengajarkan tentang seni peran yang mana hanya diperlukan satu orang atau dialog bisu dalam melakukan suatu adegan atau sketsanya.

Monolog adalah sebuah percakapan yang hanya dilakukan oleh satu orang atau tokoh tunggal yang mana dilakukan oleh dirinya sendiri. Percakapan tersebut dapat dilakukan oleh seorang tokoh dengan dirinya sendiri, seperti melalui maupun berbicara dengan dirinya sendiri di dalam hati yang berbunyi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), monolog merupakan penbicaraan yang hanya dilakukan dengan diri sendiri.

Dalam suatu drama, monolog ialah suatu percakapan yang hanya dilakukan seorang diri pada suatu drama. Maka, hanya diperlukan satu orang saja yang berbicara dan hanya dia yang dapat menentukan pokok bahasan lainnya. Percakapan ini disebut juga dengan komunikasi yang dilakukan oleh satu orang, atau lebih singkatnya berbicara sendiri.

Pengertian Monolog Menurut Para Para Ahli

Kabisch (1985:43)

Pengertian monolog menurut Kabisch, yaitu suatu percakapan dengan diri sendiri. Sebagai monolog epik, bukan menggambarkan namum penggambaran dalam situasi sebagai monolog pengamat, memperjelas komentar (fungsinya hampir sama dengan koor yunani), sebagai monolog konfik, dalam membuat suatu keputusan saat puncak alur.

Marquab

Menurut Marquab, Dialog dan Monolog masih mempunyai hubungan dalam drama. Dialog dan Monolog menurut Marquab yaitu bentuk dari komunikasi dalam drama. Jika drama tidak komunikatif, maksud pengarang, pembanguna nresmon emosional tidak akan sampai. Berikutnya keberadaan Nebentext juga juga merupakan hal penting dalam membangun keutuhan dalam suatu drama, sebab melalui Nebentext-lah latar waktu, tempat, dan suasana drama dapat diketahui.

Sejarah Monolog

Pada tahun 60-an monolog untuk pertama kalinya diperkenalkan. Pada saat itu pertelevisian masih belum menganal apa yang dimaksud dengan dubbing atau pengisian suara, serta oleh sebab itulah monolog banyak pergunakan dalam pembuatan film komedi ataupun horror.

Charlie Chaplin merupakan salah satu penggagas dalam pengenalan monolog dan cukup fenomenal. Pada tahun 1964 monolog pertama kali diperkenalkan, sehingga berkembang menjadi sarana seni, lebih tepatnya dalam seni teater. Sejak saat itulah, monolog merupakan salah satu teori pembelajaran dalam suatu karya seni teater.

Karakteristik Monolog

Tingkat karakteristik yang memuaskan dalam penguasaan berbicara monolog, siswa perlu mengembangkan keterampilan berikut ini, diantaranya yaitu:

  • Membangun narasi serta pesan deskriptif dalam tema yang familiar, Anda bisa mengandalkan gambar, file, presentasi.
  • Memakai pelajaran proposal khas menjadi pesan yang konsisten, dan menghubungkan mereka bersamaan.
  • Kompilasi teks deskriptif mengungkapkan suatu opini mereka, yang disusun mengikuti rencana atau tidak. Teks dapat menggambarkan sebuah acara yang ditandai dengan kehadiran orang dalam mengekspresikan kesan mereka.

Jenis-Jenis Monolog

Adapun jenis-jenis monolog diantaranya yaitu:

Monolog Naratif Biografis

Jenis monolog yang mana aktor mengingat kembali cerita-cerita tersebut serta peristiwa yang aktual dalam hidupnya. Aktor atau penulis berperan sebagai narator yang berkemungkinan hanya sedikit, atau bisa jadi tidak sama sekali dalam menampilkan karakter lain dalam sebuah cerita. Monolog jenis ini menceritakan suatu dongengnya sendiri.

Monolog Karakter Biografi

Jenis monolog inilah yang mendorong karakter tampil yang lebih mengutamakan dialog dibandingkan dengan isi cerita. Aktor atau penulis mengeluarkan ceritanya sendiri, namun menampilkan banyak karakter untuk menggerakkan cerita test monolog ini. Contoh monolog jenis ini bisa dilihat dari text contoh monolog ‘A Bronx Tale’ yang ditulis serta dimainkan oleh Chaz Palminteri dengan mementaskan 35 karakter tokoh.

Monolog Fictional Cracter-Driven

Dalam monolog ini aktor atau penulis menciptakan banyak karakter untuk mengekspresikan tema ataupun isu, dengan memperlihatkan gaya hidup atau menceritakan contoh atau karakter yang cerita didalamnya berbentuk imajinatif. Banyak contoh yang dipentaskan serta bisa juga dilihat di Youtube dimana tipe monolog ini, karakter-karakter dalam suatu monolog konon memiliki kaitan dengan anak-anaknya, hidupnya, atau masa remajanya pada suatu tempat baik mengunakan karakter asli maupun imajinatif.

Monolog Dokumen Berbasis Realitas

Monolog ini dibuat yang bermula peristiwa real yang mana aktor/penulis tersebut menggunakan kata atau text yang tepat dari orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut yang mana diceritakan dalam bentuk monolog itu. Sehingga sang aktor/penulis ini mengikuti suatu peristiwa, bahkan jika perlu memotret orang-orang yang terlibat dalam cerita, merekam ucapan-ucapan atau kata-kata mereka, dan memberikan catatan tentang cara pengucapan kata-kata tersebut.

Monolog Topical

Jenis monolog ini bergantung dengan peristiwa sehari-hari, seperti yang terlihat melalui mata monologist tersebut. Peristiwa ini sebagian dalam bentuk otobiografi, observasi, dan pendapat. Terdapat garis tipis antara monolog topikal dan stand-up comedy. Keduanya hal ini biasanya menggabungkan anekdot, lelucon, lucu, sedih dan pengamatan pribadi. Bagaimanapun, tentu terdapat perbedaan antara keduanya yang mana dalam satu hal, niat monologist topikal merupakan tidak hanya sebagai mendapatkan tertawa dari materialnya. Cerita biasanya mencakup lebih luas, dan biasanya ada lebih dari kualitas yang dalam karyanya. Stand-up komik terutama menceritakan lelucon, walalupun dalam kesempatan tertentu, mereka juga akan mencakup beberapa materi yang anekdot.

Monolog Storytelling

Monolog ini berupa fiksi yang dipentaskan serta ditulis dalam bentuk paragraf naratif dimana si aktor bertindak sebagai pencerita Sehingga dalam hal tertentu aktor menghentikan sejenak berceritanya selanjutnya beralih menjadi satu karakter lalu kembali lagi memerankan sebagai narator atau pencerita.

Monolog : Pengertian, Sejarah, Karakteristik, Jenis dan Contohnya

Contoh Monolog Singkat

Monolog jug sering digunakan dalam pentas seni teater. Yang mengacu dalam definisi monolog di atas, seni peran ini selalu memakai naskah tulisan, jadi setiap kali ada drama monolog, biasanya terdapat juga teks monolog dalam naskah drama tersebut.

Berikut merupakan beberapa contoh monolog singkat :

Lingkungan Sekolahku

Seorang siswa yang tengah termenung di sebuah bangku di depan sekolah sambil memandangi lingkungan sekolah dan ia juga bicara sendiri.

Kisah ku tidak akan pernah diangkat dalam koran, wajah ku pun tak banyak orang yang mengenal. Perjuangan ku selama ini hanya sebatas RT 01 yang mana sebagai tempat aku tinggal.

Demokrasi yang aku rasakan di tempat kecil ini begitu indah. Semua warga disini memaknai dan mengamalkan suatu demokrasi tanpa adanya suatu paksaan dari manapun.

Apabila terdapat oknum yang anti dengan demokrasi di wilayah kecil nan indah ini, dengan gejolak semangat perdamaian para warga akan meminta aku dalam menyelesaikannya. Ya, mereka menghormati dan menghargai aku sebagai pimpinan hasil demokrasi mereka.

Apabila aku mampu, aku bisa mengerahkan mereka jika ada yang mengusik demokrasi. Tapi toh buat apa? Demokrasi yang ada disini sudah berjalan begitu indah. Semua membela demokrasi dengan kompak dengan kesadarannya sendiri.

Seandainya, semua wilayah di negeri tercinta ini menerapkan demokrasi seperti di tempat tinggal ku. Oh, sungguh indahnya hidup di Indonesia.

Ibuku Tersayang

Rasa ini selalu ada untukmu Ibu, semua cinta serta ketulusanku kepadamu. Dalam segala hal yang tidak akan pernah tampak sederhana bagiku, namun engkau selalu tulus dan menganggap bahwa semua sesederhana yang kau lihat.

Senja merona yang berada di ujung barat selalu menjadi milik kita, untuk dapat menggenapkan dalam malam yang penuh dengan harmoni. Bukankah begitu bu? Seperti itulah kau bagiku, kau senja yang hanya ada dalam diri ku.

Yang selalu menjadi kebahagiaanku. Fajar yang berada di ujung timur juga selalu jadi milik kita kan Ibu? Untuk menerbitkan sinar mentari setelah gelapnya malam yang diselimuti dengan kabut kedamaian.

Ituah yang selalu engkau katakan padaku, bahwa selalu ada harapan dalam segala aspek di kehidupan ini. Engkaulah yang menerbitkan sinar saat ketika dunia ku gelap gulita.

Diakala fajar engkau selalu memberikan kehangatan, bagaikan hangatnya secangkir kopi di pagi hari, kau ingat kan itu bu? Kita selalu menikmati kebersamaan dengan tawa, menyeruput kopi itu hingg ditetes terakhir. Mengapa demikian Ibu?

Mengapa semua itu terasa indah apabila saat bersamamu? Kau tahu Ibu, bahwa aku lebih suka duduk di sampingmu dan menceritakan segala hal entah tentang apapun itu. Bagiku, hal ini ii merupakan suatu hal yang lebih menenangkan dibandingkan aku mendengarkan alunan musik instrument favorit ku.

Aku sudah menduganya sejak lama, bahwa engkau bukan lah wanita biasa. Lihatlah aku sekarang bu, aku yang setiap harinya selalu barada disismu, hingga detik ini pun aku tetap mengagumimu. Berbagai kata yang akan kugunakandalam mengungkapkan semua rasa kagumku terhadap mu? Seribu? Satu juta? Itu semua tak kan cukup.

Ibu, anakmu ini ingin sekali menjadi orang terbaik yang ada dalam hidupmu. Ibu, anakmu ini ingin sekali menjadi orang yang selalu engkau banggakan. Ibu, anakmu ini ingin sekali beraada disamping mu untuk selamanya.

I Love Ibu.

Ini Salah Siapa?

Di pagi buta sebelum matahari terbit, aku selalu sampai di sekolah dengan cepat. Namun saat tiba di depan kelas, ternyata gembok kelas masih mengunci pintu itu dengan rapat. Akhirnya aku duduk di gazebo yang letaknya berada tepat di depan kelas.

Aku melihat ke sekeliling ku, ternyata juga sama. Kudapati banyak murid yang datang lebih awal untuk belajar dan harus terlebih dahulu seperti anjing penjaga yang berada di depan kelas. Nah begitulah, banyak dari mereka yang hanya duduk-duduk sambil melamun.

Dalam hati takut kelas masih dikunci, namum apalah yang terjadi aku malah datang terlambat. Eh, setibanya diperkirakan ternyata belum berbunyi namun tetap saja harus di berhentikan petugas penjaga gerbang dan disuruh belok kanan. Ya Allah, kalau terjadi seperti ini jadinya salah siapa?

Jadinya, disetiap paginya aku harus membantu untuk mencuci mukenah, shalat dhuha, dan juga mengaji. Tujuannya agar bagi mereka yang telat akan dibukakan mata hatinya.

Dan keesokan harinya, aku datang pagi-pagi sambil tersenyum sambil membawa detergent di tanganku. Tujuannya, untuk jaga-jaga jika kedapatan siswa yang datang terlambat jadi nggak perlu susah-susah untuk cari detergent. Akhir-akhir ini aku jadi sering berangkat pagi agar detergent yang selalu kubawa bermanfaat bagi orang lain.

Demikianlah ulasan dari Seputarpengetahuan.co.id tentang Monolog, Semoga bermanfaat.

Daftar Isi